Mohon tunggu...
Sabrina Larasati
Sabrina Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Artikel Bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resume: Pengantar Pemikiran Sosiologi Klasik

13 September 2022   02:26 Diperbarui: 13 September 2022   02:29 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karl Marx

1. Dialektika Marx

Makna dari dialektika adalah seni pencapaian kebenaran yang diperoleh melalui cara pertentangan yang di dalamnya terdapat perdebatan dari satu pertentangan ke pertentangan selanjutnya dan dialektika digunakan sebagai metode dalam memahami kenyataan. Penjelasan tersebut sesuai dengan arti kata dialektika dalam bahasa yunani bahwa 'dialego' yang berarti pembalikan atau pembantahan.

Oleh karena itu, dialektika Marx merupakan pembalikan atau pembantahan (anti tesis) dari pemikiran Hegel mengenai dialektika ide. Menurut Hegel, ide-ide (kesadaran) berkembang melalui proses dialektika dan dunia realitas merupakan perwujudan dari dunia ide. Sedangkan menurut Marx dalam dialektika materi, bahwa kenyataanlah yang berkembang melalui proses dialektika dan dunia ide (kesadaran) merupakan hasil perwujudan dari dunia realitas.

2. Materialisme Historis dan Dialektis

  • Materialisme Historis mempunyai beberapa asumsi dasar seperti kegiatan-kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar menggerakkan sejarah manusia, namun kebutuhan dasar ini kian berubah dari semula hanya memenuhi kebutuhan dasar pribadi sampai pada memproduksi kebutuhan dasar yang lebih banyak lagi dan kebutuhan manusia menjadi dasar motivasi serta dasar ekonomi. Asumsi lain dari materialisme historis adalah keadaan sosial yang menentukan kesadaran manusia, bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan sosial, karena keadaan sosial (material) menentukan kesadaran manusia (pengetahuan, pemikiran, rasionalitas).
  • Materialisme Dialektis menyakini kebudayaan pasti akan mengalami kemajuan, Marx menyebut kemajuan kualitatif tersebut dengan istilah masyarakat tanpa kelas (komunis).

3. Infrastuktur Ekonomi dan Super Stuktur Sosial Budaya

Infrastuktur ekonomi merupakan hubungan produksi dan alat-alat produksi, sedangkan suprastuktur meliputi sosial, budaya, politik, filsafat, agama, pendidikan, dan kesenian. Singkatnya infrastuktur ekonomi disebut basis untuk membentuk masyarakat dan suprastuktur kebalikan dari infra yang subjeknya selain ekonomi.

4. Masyarakat Menurut Marx

Dalam pandangan Marx, masyarakat terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas borjuis dan kelar proletar. Kelas borjuis adalah orang-orang yang memiliki alat produksi, sedangkan kelas proletar menjual atau menukarkan waktu dan tenaga mereka kepada orang-orang yang mempunyai alat produksi (borjuis). Masyarakat yang ideal menurut Marx adalah masyarakat komunis (tanpa kelas).

5. Alienasi Manusia

Alienasi terjadi saat manusia kehilangan kontrol atas dirinya sendiri terhadap kegiatan kreatif dan hasil produksi, sehingga manusia merasa asing sebagai manusia dan manusia lain. Alienasi ini merupakan dampak dari kapitalis yang mengeksploitasi para buruh dengan menginginkan nilai lebih dari produk yang dihasilkan buruh.

6. Kesadaran Kelas dan Perjuangan Kelas

Kesadaran kelas (class consciousness) ialah ketika masyarakat merasa bahwa mereka senasib dan sepenanggungan karena semakin miskin dan tertindas sehingga mereka merasa harus melakukan revolusi sosial berupa perjuangan kelas. Perjuangan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh kaum proletar untuk membela hak mereka agar tidak semakin tertindas oleh kaum borjuis. Perjuangan kelas ini gagal dilaksanakan karena kaum borjuis menggunakan agama untuk memunculkan kesadaran palsu (false consciousness) pada kaum proletar, yaitu kaum proletar harus menjalani segala penindasan (eksploitasi) yang dilakukan oleh kaum borjuis dengan bersabar, menerima takdir, dan ikhlas.

7. Analisa Dialektik Mengenai Perubahan Sosial

Perubahan sosial menurut Marx ialah ketika masyarakat menerapkan komunisme sosialisme dengan merebut sumber-sumber dan faktor-faktor produksi sehingga mengakhiri era kapitalisme dan menuju era hidup bersama dalam komunis kemakmuran bersama (tanpa kelas).

Emile Durkheim

1. Fakta Sosial

Fakta sosial mengandung tata cara bertindak, berpikir, dan merasakan yang terjadi di luar individu berdasarkan dengan kekuatan koersif (memaksa). Pemahaman mudah dari fakta sosial, dengan melihat relasi stuktur sosial dengan individu dan relasi institusi sosial dengan individu. Durkheim membagi fakta sosial menjadi 2, yaitu:

  • Fakta sosial material merupakan sesuatu hal yang dapat dipahami, dicermati, dan diobservasi dan bersumber dari dunia nyata, bersifat memaksa yang mengatur hidup individu. Seperti masyarakat dan komponen stuktur masyarakat.
  • Fakta sosial non-material fenomena yang bersifat intersubyektif dan hanya dapat muncul dari dalam kesadaran manusia. Seperti norma-norma dan moralitas.

2. Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial adalah keadaan relasi antara individu dan atau kelompok yang didasari oleh perasaan moral dan kepercayaan atas kepercayaan bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas sosial terbagi menjadi 2, yaitu:

  • Solidaritas mekanik cenderung dikembangkan oleh masyarakat sederhana yang berciri: 1) pembagian kerja rendah, 2) kesadaran kolektif kuat, 3) hukum represif dominan, 4) individualisme rendah, 5) relatif saling ketergantungan rendah, dan 6) bersifat primitif atau pedesaan.
  • Sedangkan solidaritas organik dikembangkan oleh masyarakat modern yang berciri: 1) pembagian kerja tinggi, 2) kesadaran kolektif rendah, 3) hukum restitutif dominan, 4) individualise tinggi, 5) saling ketergantungan tinggi, dan 7) bersifat industrial-perkotaan.

Solidaritas sosial bertujuan untuk menciptakan keteraturan sosial sehingga dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan integratif dalam perkembangan pembagian kerja yang membutuhkan konsensus intelektual dan moral.

3. Bunuh Diri

Bunuh diri dapat terjadi karena renggangnya solidaritas sosial dan terlalu eratnya solidaritas sosial. Orang yang bunuh diri merupakan fakta sosial yaitu reaksi antara orang lain dari norma dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat. Durkheim merumuskan 4 tipe bunuh diri, yaitu:

  • Bunuh diri egoistik terjadi ketika individu terlepas atau lemahnya ikatan sosial individu dengan masyarakat atau lingkungan sosialnya, sehingga cenderung individualistik. Individu memilih untuk bunuh diri sebagai solusi atas 'arus depresi dan kekecewaan' yang terjadi atas rendahnya integrasi sosial.
  • Bunuh diri altruistik yaitu ketika individu terikat kuat dengan masyarakat atau lingkungan sosialnya yang membuat kepentingan kelompok lebih tinggi daripada kepentingan dirinya sendiri. Terdapat kepercayaan individu jika melakukan bunuh diri maka mereka dianggap melakukan kebaikan bagi lingkungan sosialnya.
  • Bunuh diri anonik terjadi saat individu kehilangan regulasi yaitu cita-cita, tujuan, nilai dan norma dalam hidupnya sehingga menimbulkan kebimbangan pada dirinya. Ketika bimbang dan individu kehilangan arah atas kehidupannya, maka Ia memilih jalan pintas yaitu bunuh diri.
  • Bunuh diri fatalistik terjadi ketika meningkatnya regulasi berupa cita-cita, tujuan hidup, nilai dan norma. Peningkatan regulasi ini membuat individu mengalami 'tekanan sosial' yang apabila Ia tidak bisa mewujudkannya maka individu akan berserah diri (menyerah) dan kemudian melakukan bunuh diri untuk mengakhiri 'tekanan sosial' dari tingginya regulasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun