Di zaman modern ini internet dan media sosial sangatlah penting,bagi beberapa masyarakat telah memasukannya dalam kebutuhan primer. Berselancar di media sosial pun kita akan menemukan bermacam macam hal, mulai dari bercuit tentang hal-hal pribadi hingga menemukan berita terkini dari dalam negeri maupun manca negara. Kita sebagai pengguna media sosial dan makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna seharusnya dapat memilah berita yang kita dapat dengan baik, tidak gampang menelan berita HOAX yang tidak bisa dipertanggung jawabkan,yang mana dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Begitupun dengan sebagian orang yang menyebar luaskan suatu berita hendaknya lebih memperhatikan kevalid-an isi berita tersebut.
Contohnya seperti beberapa hari yang lalu jagat maya diramaikan dengan video yang memperlihatkan masjid istiqlal yang dipasangi lampu kerlap kerlip macam diskotik.Video berdurasi 42detik tersebut di upload oleh @FKadrun dikanal sosial media miliknya disertai caption "Wajah Masjid Istiqal sekarang. Warna-warni lampu. Heran gw buat apaan dibikin kayak gitu? Masjid itu sakral. Tak perlu lampu lampu kyk gituuuu Ya Allah. Jam 12 malem gw lewat, udah kayak diskotek itu kubah ganti-ganti warna." Akun yang memiliki 29.000 pengikut tersebut lalu ramai oleh komentar dari berbagai kalangan dan berbagai opini positif maupun negatif.
Beberapa hari kemudian setelah video milik @FKadrun tersebut viral,Ratna Ningrum sebagai senior vice president corporate secretary Waskita Karya (selaku pihak yang merenovasi Masjid Istiqlal)membantah video tersebut "adanya lampu warna-warni itu berlangsung saat proses pengecekan sistem pencahayaan. Lampu warna-warni tersebut bersifat sementara selama pemeriksaan, bukan permanen. Adapun penggunaan warna lampu dengan sistem smart lighting bertujuan mencapai warna maksimal dan persis dengan cahaya matahari. Jadi, penerangan di luar ruangan saat siang hari bisa sama dengan di dalam masjid. Masjid akan tetap terang dan nyaman, tidak panas seperti terik di luar ruangan." dikutip dari Antara.
Dari kasus diatas,penyebaran informasi hoax dan ujaran kebencian dapat menyebabkan konflik antarkelompok,perpecahan umat dan krisis kepercayaan yang mengancam kualitas demokrasi Indonesia di masa depan. Dalam sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia, mengajarkan kesadaran bagi masyarakat Indonesia, menjaganya agar tetap rukun dan bersatu, tidak terpecah belah.
Tak hanya dalam sila ke 3, persatuan umat telah tertulis dalam quran alkariim [QS Ali Imron:105]
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat adzab yang berat."
Referensi:
https://almanhaj.or.id/19140-persatuan-umat-islam.html
pict from google
PENULIS ARTIKEL : SABRINA KAMILA RAHMA (fakultas: bahasa dan ilmu komunikasi. prodi: sastra inggris.unissula)
DOSEN PENGAMPU : Dr. IRA ALIA MAERANI,S.H.,M.H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H