"Gemes banget, sial." Batin Gibran meronta-ronta.
"Apaan coba hidup di bulan, hahaha," Menertawai apa yang Issya ucap.
"Apaan sih, suka-suka aku lah," Issya kesal, ia mencoba untuk mencubit Gibran tetapi tidak berhasil karena Gibran cepat menghindar darinya.
"Lu ga nanya apa impian gua?" Ucap Gibran.
"Apa?" Issya berbalik menatap Gibran.
"Hidup lebih lama biar bisa ke bulan bareng lu." Gibran menatap dalam Issya.
"Hahahaha!" Pecah tawa Issya. "Tadi ketawain aku, sekarang?" Issya tertawa hingga mengeluarkan air mata.Â
Gibran di sampingnya hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Â
"Ya ya ya, nanti kita ke bulan bareng ya," Issya tersenyum manis membayangkan bahagianya jika ia bisa ke bulan.Â
Tuhan, dengarkanlah nyanyian dua orang yang bermimpi ke bulan ini, bahagia sekali rasanya. Semoga mereka selalu bersama, dan terwujudkan mimpinya. Â
Gibran dan Issya tetap melanjutkan memandangi langit malam. Entah hingga jam berapa mereka ingin duduk dibalkon. Mungkin hingga waktunya matahari mengambil shift kerjanya, haha.