Mohon tunggu...
Sabrina Hana Anata
Sabrina Hana Anata Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cerpen: Sejauh Mata Memandang

22 November 2020   13:16 Diperbarui: 22 November 2020   13:27 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sorot mata mereka tertuju pada remaja tersebut, itu adalah Sam! Zara langsung berlari menghampirinya dan memastikan kondisi Sam. Sang nenek terkekeh, kemudian berkata, "Sepertinya teman kalian tidur nyenyak sekali. Mungkin kelelahan setelah membantu nenek merapikan rumah. Kemarin Sam datang ke rumah nenek dan ..."

Nenek itu menjelaskan tentang kedatangan Sam kemarin. Beliau juga bercerita tentang kehidupannya. Rupanya nenek tersebut tinggal sebatang kara karena suaminya telah meninggal bertahun-tahun yang lalu, sedangkan anaknya pergi entah ke mana. Kesehatan beliau sudah sangat menurun dan beliau tidak pernah pergi berobat karena tak punya uang. Jarak antar rumah di jalan ini cukup jauh sehingga tidak ada tetangga yang mengenalnya, ditambah lagi dengan kepribadian sang nenek yang cukup tertutup membuatnya kesulitan untuk bersosialisasi.

Remaja-remaja tersebut terenyuh mendengar penuturan sang nenek. Mereka merasa bersalah karena telah berprasangka buruk terhadap beliau, bahkan menyebut nenek itu sebagai penyihir jahat. Maya memerhatikan pakaian yang dipakai oleh beliau, bajunya sudah sangat usang.

Di saat para remaja tengah terbawa suasana sebab menyimak penuturan sang nenek, Sam terbangun dari tidurnya. Ia terkejut ketika melihat teman-temannya ada di sini. "Kenapa kalian ada di sini?"

"Masih bertanya? Ya mencari kamu, lah!" balas Zara sungut. Dasar Sam tak tahu diri!

"Oh, begitu. Aku jadi terharu karena kalian mau mencariku," ucap Sam berguyon. Namun, teman-temannya tidak ada yang tertawa, mereka justru memasang wajah datar sebagai respons atas guyonannya.

"Maaf ya kalau aku membuat kalian khawatir. Kemarin aku membantu nenek untuk merapikan rumah sampai larut malam dan tertidur di sofa ini. Aku lupa memasang alarm, makanya aku gak masuk sekolah. Ini saja aku baru bangun tidur," sambung Sam sembari mengucek-ucek mata.

Melihat keadaan rumah yang tak terawat, Serenity berinisiatif untuk mengajak teman-temannya membantu nenek merapikan rumah. Mereka mengganti lampu-lampu yang ada di rumah tersebut supaya tidak remang-remang. Maya dan Zara pergi ke supermarket terdekat dan membeli beberapa makanan untuk mengisi kulkas nenek yang kosong. Selain itu, Nathan juga membuat posting-an di media sosial yang bertujuan untuk mencari tahu keberadaan anak sang nenek.

Sumber: Getty Images
Sumber: Getty Images
Sejak hari itu, kelima remaja tersebut berusaha mengklarifikasi kabar burung tentang rumah hantu. Mereka menjelaskan kepada orang-orang bahwa rumah tersebut dihuni oleh seorang nenek yang tinggal sebatang kara. Para tetangga pun mulai memedulikan sang nenek dan membantunya dengan memberikan berbagai bentuk bantuan.

Seiring berjalannya waktu, cerita tentang rumah hantu pun kian meredup. Tak ada lagi anak-anak yang berlarian saat melewati rumah milik nenek. Rumah tersebut akhirnya direnovasi setelah mendapatkan bantuan dana dari masyarakat di lingkungan sekitar. Rumah yang sejauh mata memandang semulanya terlihat menyeramkan kini tampak indah dipandang jika disandingkan dengan rumah-rumah lain.

Perkara truth or dare sore itu rupanya membawa perubahan besar bagi kehidupan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun