3.Public Goods (Barang dan Jasa Publik)
Dalam ilmu ekonomi, public goods merupakan barang dan jasa yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan diatur sebisa mungkin agar seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya. Barang publik juga merupakan barang yang apabila dikonsumsi atau dipergunakan oleh suatu individu tidak akan mengurangi konsumsi atau aspek kegunaan terhadap individu lainnya akan barang tersebut. Contoh dari barang publik yaitu, penerangan jalan, pelayanan polisi, dan pertahanan nasional. Dalam kegagalan pasar, barang publik dapat menyebabkan hilangnya suatu pasar. Barang publik tentu saja memberikan manfaat yang luas terhadap masyarakat, namun jika ditinjau dari persepektif pasar, barang publik dapat menyebabkan hilangnya suatu pasar berkaitan dengan barang atau jasa tersebut. Misalnya tidak akan terdapat perusahan jasa penangkap pencuri, karena polisi telah menyediakan pelayanan tersebut secara cuma-cuma, hal tersebut merupakan kehilangan dalam pasar. Tentu saja hal yang berkaitan dengan hilangnya suatu pasar tidak selalu memiliki implikasi buruk untuk masyarakat.
Barang publik menciptakan kegagalan pasar apabila bagian dari populasi yang mengkonsumsi barang gagal membayar tetapi terus menggunakan barang tersebut sebagai pembayar sebenarnya. Kegagalan pasar terjadi karena kualitas produk ini menjadikan marginal cost atas tambahan konsumen sama dengan Rp0. Penetapan harga yang efisien ini menjelaskan bahwa harga suatu produk harus sama dengan biaya marjinalnya. Jadi, tambahan konsumen tidak menambah penghasilan produsen.
4.Inefficient Allocation (alokasi yang tidak efisien)
Pasar yang gagal adalah pasar yang tidak efisien. Ketidakefisienan dalam suatu pasar berarti terdapat pengelolaan sumber daya atau distribusi yang tidak optimal dari aktivitas pasar tersebut. Tentu pada realitanya memang tidak ada pasar yang efisien secara sempurna, ketidakefisienan dalam aplikasinya ditinjau berdasarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap suatu aktivitas pasar tersebut. Alokasi yang efisien merupakan suatu kondisi ekonomi di mana produksi diselaraskan dengan preferensi atau kebutuhan konsumen. Setiap barang atau jasa yang diproduksi sampai titik tertentu, memberikan manfaat marjinal kepada konsumen sama dengan biaya produksi marjinal. Ketika manfaat marjinal yang diterima konsumen tidak sama dengan biaya produksi marjinal, maka terjadi alokasi yang tidak efisien (inefficient allocation).
Kemudian kegagalan pasar dalam konteks globalisasi yaitu kegagalan yang merupakan akibat dari adanya globalisasi ekonomi. Konsekuensi dari globalisasi ekonomi yang pertama yaitu kesenjangan ekonomi. Pada realitanya, manfaat globalisasi ekonomi tidak selalu merata. Kesenjangan ekonomi antara negara maju dan berkembang, serta keadaan di dalam negeri, semakin memperbesar disparitas kelas sosial antara kaya dan miskin. Kemudian selanjutnya ketidaksetaraan dalam akses, masih banyak negara dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung dan tidak memiliki akses yang sama terhadap pasar global, teknologi, dan sumber daya ekonomi lainnya. Kemudian globalisasi juga memberikan dampak pada lingkungan. Pertumbuhan ekonomi yang tidak terkendali tentu saja diikuti dengan konsekuensi eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan hingga menyebabkan polusi dan kerusakan lingkungan yang serius. Kemudian yang terakhir yaitu ketidakstabilan keuangan. Globalisasi ekonomi menyebabkan terjadinya integrasi keuangan pasar global, sehingga memperbesar resiko keuangan karena memungkinkan krisis yang terjadi di satu negara dapat dengan cepat menyebar dan berdampak pada negara lain.
Globalisasi ekonomi telah membawa manfaat yang signifikan bagi kemajuan ekonomi dan sosial, namun juga menimbulkan beberapa kegagalan pasar yang perlu diatasi. Pemerintah perlu mengimplementasikan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa globalisasi tidak merugikan kelompok masyarakat yang rentan dan melindungi lingkungan. Kemudian, pendidikan dan pelatihan keterampilan yang tepat dapat membantu masyarakat mengatasi ketidaksetaraan akses dan memanfaatkan peluang yang dihasilkan oleh globalisasi. Selain itu, kerja sama antar negara dalam hal perdagangan, lingkungan, dan keuangan sangat penting untuk mengelola dampak globalisasi secara efektif. Selanjutnya, perlu adanya pengembangan teknologi dan kebijakan inovatif dapat membantu mengurangi dampak negatif globalisasi pada lingkungan dan masyarakat. Dengan demikian, maka dampak negative globalisasi ekonomi dapat diminimalisir sekaligus memastikan bahwa manfaatnya dinikmati secara merata oleh semua orang di seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H