kegiatan organisasi himpunan mahasiswa di kampus saya, program tersebut dinamakan Bina Desa dalam artian umum masih sama dengan kegiatan KKN, program terebut bertujuan untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat, mengajar, dan lain-lain.Â
Kisah ini saya alami sekitar 2 tahun yang lalu pada saat saya masih menjadi mahasiswa, pada saat itu saya mengikutiPada hari pertama saya dan teman-teman menuju desa yang terletak di Desa Tugu Utara, Cisarua, Kab. Bogor. Jalan menuju desa tersebut tidaklah mudah karena medan area yang sangat curam dan jalanan yang rusak, karena desa tersebut dikelilingi oleh bukit dan kebun teh. Saya dan teman-teman menggunakan kendaraan yang berbeda ada yang mobil dan ada yang motor, disaat itu langit mulai gelap. Saya dan teman-teman yang menggunakan kendaraan bermotor menghadapi jalan yang rusak dengan kondisi cuaca yang sedang hujan deras, tidak ada lampu di sekeliling kami hanya lampu motor yang menerangi jalanan yang curam itu.Â
Sesampainya kami di desa tersebut kami duduk di warung untuk beristirahat sejenak, karena hujan masih turun dan di sana sangat dingin baju kami basah akhirnya kami menuju majelis tempat kami tinggal untuk segera mengganti pakaian. Setelah semua sudah rapih kami berkumpul untuk merapatkan kegiatan dan pembagian tugas untuk esok hari. Setelah rapat kami bersantai ria, bercengkrama, dan ada juga yang tidur.
Keesokan harinya, dihari kedua kami melakukan kegiatan mengajar anak-anak desa, kami mengajar membaca, menulis ,dan berhitung sampai jam 12 siang. Lalu, kami melakukan tugas yang sudah diberikan semalam, ada yang merapihkan barang-barang yang tidak sempat dirapihkan semalam dan ada juga yang memasak untuk disantap bersama-sama.Â
Selesai kami ishoma kami merapihkan bekas makanan dan lanjut bermain dengan anak-anak desa tersebut. Kami berkeliling desa untuk melihat pemandangan yang sungguh indah di sana dan sambil mencari sinyal untuk menghubungi keluarga di rumah, karena tempat kami tinggal sangat minim sinyal jadi kami harus ke kebun teh untuk mencari sinyal.Â
Sore menuju malam lalu, kami bergegas untuk kembali ke majelis untuk menunaikan ibadah, bersih-bersih, memasak untuk makan malam, evaluasi kegiatan, dan istirahat. Hari demi hari mengulang kegiatan dengan lancar dan belum ada sesuatu yang aneh. Sesampainya kami di malam ketiga, saya dan 2 teman saya ingin mencari suasana dingin sambil melihat lampu-lampu yang menyala di kebun teh. Sebut saja 2 teman saya Dani dan Akbar, sesampainya kami bertiga di kebun teh kami duduk dan memainkan ponsel dan menikmati lampu-lampu yang menyala jauh dari mata kami, dan di kebun teh itu tidak ada lampu hanya bermodalkan cahaya ponsel yang kami genggam.Â
Setelah puasnya kami bermain ponsel kami kembali ke majelis untuk istirahat, dan disinilah saya mengalami hal yang janggal. Saya, Dani, dan Akbar sedang berjalan menuju majelis, saya melihat sosok bayangan putih dibatang pohon pisang itu, dan yang melihat hanya saya Dani dan Akbar tidak melihat sosok itu, saya hanya diam dan segera berjalan dengan cepat menuju majelis. Sesampainya saya dan dua teman saya di majelis, kami bergegas untuk tidur namun, saya tetap diam dan tidak menceritakan hal itu pada teman-teman saya.Â
Hari keempat, kami memulai kegiatan kembali, karena kami melakukan kegiatan pada bulan agustus dan ingin merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, kami mengadakan perlombaan dan permainan untuk bersenang-senang. Kami mengadakan kegiatan tersebut di lapangan yang letaknya lumayan jauh dari majelis sekitar 3-4 Kilometer, kami berjalan kaki menuju lapangan itu. Lapangan yang luas dan dikelilingi kebun teh kami mengadakan senam, dan kegiatan perlombaan.Â
Kegiatan itu sangat menyenangkan dan melepas penat karena keindahan alam disana sangat menyejukan hati dan pikiran. Setelah lamanya kami melakukan kegiatan tersebut kami kembali ke majelis untuk ishoma, selesai ishoma kami lanjut bermain dengan anak-anak desa itu sampai sore. Sore menuju malam kami berkumpul di majelis untuk istirahat, makan, dan evaluasi kegiatan. Program kami sisa 3 hari, dalam evaluasi kegiatan ini program mengajar kami sudahi dan kembali berbagi tugas untuk kegiatan kemasyarakatan di desa tersebut. Kami membagi tugas untuk masing-masing orang, ada yang merenovasi majelis, pembangunan perpustakaan membaca, membantu petani untuk memetik daun teh di kebun, dan gotong royong bersama warga desa.Â
Setelah pembagian tugas dan evaluasi, saya dan Dani pergi untuk mencari sinyal di kebun teh, tetapi di kebun teh kami tidak mendapatkan sinyal mengingat tadi kami lomba di lapangan akhirnya kami menuju lapangan untuk mencari sinyal. Suasana merinding mulai menggerayangi tubuh kami berdua yang saling menyimpan rasa takut, karena di sana seringkali kami menjumpai pohon pisang yang sangat besar dan menjulang tinggi dan di sana jugalah tempat makhluk lain berada. Lamanya kami berdua asyik bermain ponsel, saya mulai merasakan ada sesuatu yang memperhatikan kami berdua di lapangan.Â
Saya memanggil Dani "Dan, balik yuk ke majelis", "Sebentar lagi" ucap Dani, saya kembali memainkan ponsel. Perasaan saya makin tidak enak menoleh sekitar lapangan yang sunyi dan hanya terdengar suara kambing yang sahut-sahutan di dalam kandang. Saya kembali memanggil Dani "Dan, ayo balik... lama banget kan masih ada besok" Akhirnya Dani mengiyakan ucapan saya, Kami berdua jalan dan benar saja ada yang memperhatikan kami berdua di lapangan, sosok hitam tinggi bermata merah di balik pohon pisang mengintai kami berdua.Â