Mohon tunggu...
Sabrina ChairunnisaPutri
Sabrina ChairunnisaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Mahasiswa Program Studi S1 Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Eating Disorder, Apakah Berbahaya?

9 Juni 2022   13:45 Diperbarui: 9 Juni 2022   13:50 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masyarakat saat ini pasti sudah sering mendengar tentang eating disorder atau gangguan makan. Namun, masih banyak dari mereka yang menganggap sepele penyakit ini dan tidak mengetahui seberapa parah penyakit ini apabila tidak ditangani. Eating disorder sendiri merupakan kondisi dimana pasien memiliki perilaku makan yang dapat memberikan dampak negatif baik pada fisik maupun mentalnya.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th Edition (DSM-IV), terdapat 3 macam jenis gangguan makan. Yang pertama adalah Anorexia Nervosa, dimana penderita memiliki rasa takut yang ekstrim jika ia mengalami kenaikan berat badan. 

Yang kedua ada Bulimia Nervosa, yang ditandai dengan perilaku makan dengan jumlah yang cukup besar dan berulang-ulang, kemudian makanan tersebut dimuntahkan kembali menggunakan berbagai cara seperti berpuasa atau olahraga secara berlebihan. Lalu yang terakhir adalah Binge Eating Disorder, dimana penderita memiliki hasrat untuk makan dengan jumlah besar dan sulit menahan hasrat tersebut.

Gangguan makan dapat menyerang segala usia, namun kondisi ini cukup sering muncul pada usia remaja hingga dewasa. Penyakit ini tidak memiliki penyebab yang pasti, namun lingkungan sekitar dapat mempengaruhi pola pikir penderitanya. 

Contohnya remaja yang sedang dalam masa pencarian jati diri seringkali menginginkan dirinya untuk menjadi pribadi yang "sempurna", baik secara kepribadian maupun penampilan fisiknya. 

Mereka pasti akan sangat peduli dengan tampilan fisiknya karena mereka berpikir bahwa tampilan fisik yang kurus akan membuat mereka menawan dan populer. 

Agar penampilan fisiknya tetap sempurna, mereka tentu saja akan mengatur pola makan mereka. Tetapi, karena rasa khawatir yang berlebihan akan kenaikan pada berat badannya, mereka akan membiarkan diri mereka kelaparan. Jika mereka berhasil untuk tidak makan, mereka akan merasa bangga dan puas, Kejadian ini akan terjadi secara berulang dan dari situlah gangguan makan ini dapat muncul.

Gangguan makan yang terjadi sangat berbahaya apabila tidak segera ditangani karena penyakit ini dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya yang sangat serius seperti penyakit jantung, lambung, obesitas, hipertensi, dan bahkan bisa berujung dengan kematian. 

Gangguan makan juga dapat menimbulkan depresi dan gangguan kecemasan. Selain itu, kehidupan sosial penderita juga dapat memburuk karena penderita dihantui oleh perasaan yang tidak tenang apabila ia tidak bisa mencapai penampilan fisik yang ia inginkan. Penderita menjadi tidak percaya diri dan tidak bisa bersosialisasi dengan sekitarnya.

Sejauh ini, gangguan makan belum dapat disembuhkan secara total. Namun, terdapat terapi-terapi yang sekiranya dapat dilakukan untuk mengobati penyakit. 

Terapi yang dilakukan bertujuan untuk membantu penderita melalui masa sulitnya dan membantu penderita agar berhenti dari kebiasaan makannya yang buruk. Belum ada obat yang dapat mengobati penyakit ini sepenuhnya, obat-obat yang dianjurkan hanya dapat membantu penderita untuk mengendalikan kebiasaan makan yang buruk dan bersifat antidepresan. 

Tentunya obat-obatan tersebut hanya dapat mengurangi kecemasan dari penderita, apabila penderita ingin sembuh sepenuhnya, maka penderita harus memiliki keinginan dan motivasi yang kuat karena penyakit ini datang dari diri sendiri. 

Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita semua dapat mencintai diri kita sendiri, apapun bentuk tubuh kita. Kita juga harus menerapkan pola makan yang sehat. Apabila ingin menurunkan berat badan, maka kita dapat menghubungi ahlinya untuk berkonsultasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun