)(
" Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, berdzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebutnya) baik ketika kamu berdiri,duduk maupun berbaring . Apabila kamu telah merasa aman , laksanakanlah shalat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah di tentukan atas orang -orang mukmim (Q.S.An-Nisa[4]:103).
2. Dimensi Batin
1. Tawajjuh dalam shalat
Shalat adalah tawajjuh , yakni menghadapkan wajah hamba kepada Allah . Hal ini merupakan dimensi batin yang harus dirasakan dengan mengangkat pada rohani. Jika tawajjuh dalam sholat hanya hanya bermuara secara fisik,esensi shalat belum tercapai , sebab tawajjuh secara fisik hanya berhadap-hadapan dengan ka'bah atau bahkan menghadap kearah ka'bah seperti shalat kita selama ini.
 2. Munajat dalam shalat
Munajat adalah memohon kepada Allah dengan membangun komunikasi personal secara khidmat dan mendalam dengan melibatkan perasaan dan kerohanian . Oleh sebab itu,munajat dalam shalat terasa nikmat ,memuaskan dan lezat secara emosi dan rohani . Munajat adalah dialog personal dengan Allah, bahkan menjadi sebuah curahan hati dengan tuhan yang tidak mengantuk,tidak tidur dan tidak merasa lelah dan bosan dalam memelihara langit dan bumi.
3. Istislam dalam shalat
Istislam dalam shalat adalah menghayati gerakan shalat sebagai manifestasi penyerahan diri kepada Allah . Istislam merupakan esensi keislaman dan kehambaan manusia kepada Allah yang disimbolkan mengangkat kedua tangan dalam takbiratul ihram,ruku,sujud,duduk diantara dua sujud,duduk tahiyat dan menengok kanan dan kiri yang dilakukan bersama dengan ucapan salam . Penyerahan itu menguatkan dimensi kehambaan seorang beriman kepada Allah dalam perspektif hubungan dengan Allah yang dikeluarkan melalui filosofi menebar salam kepada sesama manusia yang berada di sebelah kanan yakni kaum beriman guna mengokohkan kekuatan internal umat Islam dalam barisan rohani yang sama dalam menciptakan kedamaian dan perdamaian dunia dan akhirat, dan yang berada di sebelah kiri, yakni merupakan tanggung jawab sosial orang yang shalat kepada sesama manusia yang berbeda keyakinan guna mewujudkan perdamaian dan kerukunan selama hidup di dunia.
4. Ikhlas dalam shalat
Ikhlas dalam shalat berarti salat dalam suasana suci, bersih, jernih, dan bening secara lahir batin. Keikhlasan melibatkan akidah, ibadah, dan muamalah. Keikhlasan dalam aqidah merupakan pondasi bangunan rumah keislaman dalam tauhid ulhiyyah dan tauhid rububiyyah. Keikhlasan dalam ibadah dimulai dari kesucian diri kita dari najis yang ada pada badan, pakaian, dan tempat shalat. Keikhlasan batin meliputi kesucian jiwa kita dari berbagai penyakit hati. Kesucian dalam muamalah diwujudkan dengan membangun tata pergaulan yang santun, ramah, dan manusiawi. Sementara, keikhlasan dalam shalat adalah melakukan salat dengan motivasi yang bersih, jernih. dan bening semata-mata mengharap keridhaan Allah.