Mohon tunggu...
Sabriena Permata Prasetya
Sabriena Permata Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pelajar mahasiswi universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penguatan Pendidikan Kewirausahaan dalam Kurikulum Vokasional untuk Membangun Jiwa Patriotisme

22 Agustus 2024   20:30 Diperbarui: 22 Agustus 2024   20:46 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penguatan Pendidikan Kewirausahaan dalam Kurikulum Vokasional untuk Membangun Jiwa Patriotisme

Pelatihan kejuruan memainkan peran penting dalam mempersiapkan siswa untuk bekerja dengan keterampilan praktis dan pengetahuan teknis. Namun, selain keterampilan teknis, penanaman nilai-nilai kebangsaan juga menjadi aspek penting dalam pengembangan kepribadian siswa. Untuk mencapai tujuan ini, pelatihan kewirausahaan dapat dimasukkan ke dalam kurikulum kejuruan sebagai metode yang efektif. Integrasi ini tidak hanya memperkaya kemampuan kewirausahaan mahasiswa namun juga memperkuat rasa cinta tanah air yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Pembinaan kewirausahaan berbasis nilai-nilai kearifan lokal Salah satu cara untuk memperkuat pendidikan kewirausahaan adalah dengan menekankan pentingnya kearifan lokal dalam praktik kewirausahaan. Mengembangkan produk dan layanan yang memanfaatkan sumber daya dan budaya lokal. Hal ini tidak hanya membantu melestarikan warisan budaya, tetapi juga mengajarkan siswa bagaimana melestarikan dan menghargai kekayaan budaya negeri ini melalui usahanya. Contohnya adalah produksi kerajinan tangan dan makanan khas daerah yang dapat mendongkrak perekonomian daerah sekaligus menanamkan kebanggaan terhadap budaya seseorang.

Memasukkan kewirausahaan sosial ke dalam kurikulum pendidikan kejuruan merupakan pendekatan yang efektif untuk menggabungkan kewirausahaan dan tanggung jawab sosial.bSiswa mungkin didorong untuk merancang dan melaksanakan proyek kewirausahaan yang secara langsung bermanfaat bagi masyarakat, seperti solusi terhadap masalah sosial atau ekonomi di komunitas lokal mereka. Misalnya, proyek yang fokus pada pengembangan produk dan layanan ramah lingkungan yang membantu masyarakat kurang beruntung. Melalui pengalaman tersebut, mahasiswa tidak hanya belajar tentang kewirausahaan namun juga menginternalisasikan nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial yang merupakan bagian dari patriotisme.

Pembelajaran yang mengaitkan Asas Pancasila dengan Kewirausahaan Kurikulum Kewirausahaan hendaknya memuat materi yang mengaitkan Asas Pancasila dengan praktik kewirausahaan. Penekanan pada nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan sosial, dan kerja keras dapat disampaikan melalui studi kasus dan refleksi. Mahasiswa ditantang untuk menganalisis bagaimana prinsip-prinsip Pancasila dapat diintegrasikan ke dalam model bisnis. Dengan begitu, mereka tidak hanya mempelajari teori kewirausahaan, namun juga bagaimana menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam praktik bisnis sehari-hari.

Mengembangkan Soft Skill untuk Kewirausahaan dan Patriotisme Pelatihan kewirausahaan juga harus mencakup pengembangan soft skill seperti kepemimpinan, komunikasi, dan etika bisnis. Keterampilan ini penting untuk mengembangkan wirausahawan yang tidak hanya sukses, namun juga beretika dan bertanggung jawab. Pendidikan yang mengedepankan integritas dan kepemimpinan dalam mengabdi pada kepentingan umum dapat memperkuat rasa patriotisme peserta didik dalam belajar menjadi wirausaha yang aktif berkontribusi pada masyarakat dan negara.

Memasukkan pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulum vokasi memberikan peluang untuk memperkuat patriotisme siswa dengan cara yang inovatif dan praktis. Dengan mengedepankan kearifan lokal, kewirausahaan sosial, prinsip Pancasila, dan pengembangan soft skill, maka lembaga pendidikan dapat melahirkan wirausaha yang tidak hanya kompeten di bidangnya masing-masing, namun juga memiliki kesadaran sosial dan nasionalisme yang tinggi. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis siswa, tetapi juga memperkuat kecintaan mereka terhadap negara dan mempersiapkan mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun