Mohon tunggu...
Sabri Camba
Sabri Camba Mohon Tunggu... wiraswasta -

......____

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nikmatnya Sensasi Kepedisan Makan Dangkot

4 April 2010   05:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:00 5645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_110007" align="alignleft" width="300" caption="Masakan Dangkot (Dok. pribadi)"][/caption] Ada banyak sebenarnya tempat makan (warung makan) yang di sepanjang jalur Palopo-Luwu Utara-Luwu Timur. Berbagai jenis makanan yang di tawari seperti ikan bakar, Coto Makassar, Masakan Padang, Aroma Luwu dan masih ada beberapa jenis lainnya. Salah satu jenis makanan yang mungkin masih kurang populer bagi sebagian orang adalah masakan bernama "Dangkot". Nama masakan ini merupakan singkatan dari kata Daging Kotte. Daging artinya daging, Kotte yaitu itik. Jenis makanan ini setahu saya barusan dengar berapa tahun lalu. Untuk ukuran makanan di sulawesi selatan kepopulerannya belum sama dengan Coto Makassar, Sop Saudara Pangkep dan Aroma Luwu. Saat itu cuma dengar saja dan belum merasakan. [caption id="attachment_110009" align="aligncenter" width="300" caption="Porsi Lengkap Menu Dangkot (Dok. Pribadi)"][/caption]

Saat ini bila ke warung makan dangkot jangan berharap akan makan daging itik, mungkin karena pemilik warung susah mendapatkan itik di pasar. Sebagai penggati daging itik adalah ayam kampung dan nikmatnya setara dengan daging itik.

[caption id="attachment_110017" align="aligncenter" width="300" caption="Plang nama warung (Dok. Pribadi)"][/caption]

Warung Dangkot ini bisa di temui dalam perjalanan antara kota Palopo-Masamba (Luwu Utara)-Malili (Luwu Timur). Salah satu warung yang sering di singgahi untuk menikmati masakan Dangkot adalah warung Abadi Trans yang masih dalam wilayah Luwu Utara tepatnya di Minna, Kec. Bone-Bone. Seingatku bila melakukan perjalanan sudah 2 kali mampir di warung itu.

[caption id="attachment_110010" align="aligncenter" width="300" caption="Warung Makan Dangkot (Dok. Pribadi)"][/caption] Biasanya yang mampir di warung itu mobil angkutan dari Makassar menuju ke Palu (Sulteng), Luwu Timur, dan Kendaari (Sulawesi Tenggara). Selain mobil penumpang juga mobil-mobil pribadi dan pengangkutan barang banyak terparkir baik siang dan malam hari. Menikmati masakan ini kita akan merasakan sensasi kepedisan dan kelezatan daging ayam kampung. Lantaran perpaduan keduanya makanya keringat pasti bercucuran. Warung ini berdiri sejak tahun 2006 dan telah membuka cabang di beberapa kota, diantaranya Masamba (Ibukota Kab. Luwu Utara), Malili (Ibukota Kab. Luwu Timur), Mangkutana (Luwu Timur menuju ke Sulteng). Kesemua cabang dikelola oleh anak2 pemilik warung ini. Menurut pemilik warung akan membuka cabang di tempat kota2 lain. Menurut pemilik warung bila salah meramu racikan bumbu untuk Dangkot akan membuat masakan terasa pahit. Cukup dengan Rp. 20.000,- perporsinya kita sudah kekenyangan lengkap dengan ayam goreng kampung. Bagi berminat mencoba dirumah dibawah ini ada resepnya yang saya ambil blog http://torajamelo.blogspot.com/ CHICKEN IN GINGER PLANT (dangkot ayam) Mama Danny’s version INGREDIENTS: 2 chickens – cut up into small pieces HERBS/SEASONING/SPICES: 1 litre grated lengkuas (ginger plant) mix & crush: 0.25 litre red and green chillies 6 garlic 10 red onions 10 lemon grass-sliced salt 3 ginger METHOD OF COOKING: - stir fry all crushed spices - mix with chicken pieces - leave on small fire, stir until no more juice is left - mix in lengkuas Selamat mencoba resep diatas, semoga berhasil...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun