Mohon tunggu...
Sabreina Has
Sabreina Has Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester 3, kegemaran yaitu membaca novel dan menonton drama korea.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Gerakan Buruh Lemah Di Indonesia

18 Juli 2024   21:05 Diperbarui: 18 Juli 2024   21:17 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konfederasi buruh, meskipun merupakan wadah penting untuk melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh, menghadapi beberapa tantangan yang signifikan. Salah satu masalah utama adalah ketergantungan pada kesadaran politik anggota buruh. Banyak dari mereka belum sepenuhnya menyadari bahwa kebijakan yang memengaruhi kondisi kerja mereka sangat ditentukan oleh keputusan politik dan regulasi yang dibuat oleh para politikus. Kurangnya kesadaran ini mengakibatkan rendahnya partisipasi dalam proses politik yang dapat mempengaruhi perlindungan hak-hak mereka.

Selain itu, komunikasi yang kurang efektif antara serikat buruh, pengusaha, dan anggota serikat juga menjadi kendala serius. Hal ini menghambat proses pengambilan keputusan yang efektif serta pelaksanaan advokasi yang memadai. Misalnya, terdapat kesalahpahaman tentang bagaimana jabatan dalam serikat diberikan, yang dapat mengakibatkan ketidakpuasan dan ketidakjelasan di antara anggota.

Ketidakpatuhan perusahaan terhadap regulasi ketenagakerjaan juga menjadi permasalahan lain yang sering dihadapi. Meskipun ada undang-undang yang seharusnya melindungi buruh, pelaksanaannya sering kali tidak optimal karena perusahaan tidak mematuhi regulasi tersebut kecuali ada tekanan dari serikat buruh atau melalui aksi demonstrasi. Hal ini menunjukkan perlunya terus-menerusnya advokasi agar perusahaan mematuhi peraturan yang ada untuk melindungi hak-hak buruh.

Buruh perempuan juga menghadapi diskriminasi yang signifikan dalam hal upah dan kondisi kerja. Meskipun memiliki hak yang sama dengan rekan laki-laki mereka, sering kali mereka diperlakukan tidak adil atau dianggap kurang mampu. Mereka juga sering menghadapi beban ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga, yang memerlukan kebijakan yang lebih mendukung seperti fasilitas penitipan anak dan kesetaraan dalam beban kerja.

Selain itu, keterbatasan pengaruh politik serikat buruh juga menjadi kendala serius. Meskipun ada partai buruh yang berupaya memperjuangkan kepentingan buruh, serikat buruh sering beroperasi secara independen dari partai politik, yang dapat membatasi pengaruh mereka dalam pembuatan kebijakan yang lebih menguntungkan bagi buruh.

Terakhir, kurangnya komunikasi yang baik antara serikat buruh dengan pengusaha dan pemerintah juga berkontribusi pada ketidakpastian dalam negosiasi dan implementasi regulasi yang adil. Diperlukan upaya yang lebih besar untuk memperbaiki komunikasi ini guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan lebih adil bagi buruh.

Untuk mengatasi semua tantangan ini, konfederasi buruh perlu meningkatkan advokasi mereka, melakukan edukasi yang lebih baik kepada anggota, dan memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak seperti pemerintah, pengusaha, dan partai politik. Ini semua bertujuan untuk memastikan bahwa hak-hak buruh tidak hanya diakui tetapi juga diimplementasikan secara efektif dan adil dalam semua aspek kehidupan kerja mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun