Bayangkan, jika pukulan dan tendangan mengenai seorang anak atau orang tua yang hanya ingin menikmati konser tersebut. Apakah itu yang disebut dengan "ruang aman"? Setidaknya sebelum melakukan itu, tahulah situasi dan tempat yang pas. Ini adalah festival musik. Bukan gig hardcore, karena bermacam genre ada di dalamnya.
Penulis memaklumi jika violent dance sesuai tempatnya, misal di event gig hardcore sendiri dan mereka hadir dengan sadar. Toh sekarang event hardcore juga banyak di setiap daerah, hampir satu minggu sekali atau bahkan lebih pasti ada. Jadi itu bisa jadi tempat dan medium bagi mereka agar tidak 'dzolim', sesuai musiknya, sesuai tempatnya.
Musik hardcore punk kini mulai bergeser sejak masuknya orang-orang ke dalam skena hanya mencari exposure dan traffic. Kepribadian seperti ini hanya akan merusak ekosistem hardcore punk sendiri. Ingat ekosistem bukanlah lelucon.
Narasi-narasi yang dibawakan seperti "hardcore punk melawan", "hardcore punk memberikan ruang aman", seakan menjadi ilusi jika orang-orang hanya memikirkan keuntungan pribadinya sendiri, dan tidak mau tau apa itu hardcore punk. Bahkan keluar dari esensi hardcore punk.
Bagus ketika orang-orang semacam ini mengenal lebih jauh apa itu hardcore punk. Sepengetahuan penulis, ada sejumlah penggerak skena yang benar-benar menerapkan esensi dari hardcore punk. Mereka menunjukkan rasa solidaritas, memberi ruang aman buat sesama, dan masih banyak lainnya.
"Jika seseorang menganggap hardcore punk hanya sebatas musik, tarian, fashion dan kekerenan saja. Sayang sekali, kamu telah melewati banyak hal di skena ini".
Ekosistem bukanlah lelucon! Hardcore punk is just not a trend!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H