Penggunaan akupuntur juga ditemukan efektif dalam mengatasi tekanan darah tinggi, yang sering menjadi komplikasi diabetes. Studi yang dilakukan di Jawa Timur menemukan bahwa terapi akupuntur dapat menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita diabetes melitus tipe 2[5].
Kesimpulan
Dalam beberapa tahun terakhir, akupuntur telah dikembangkan sebagai terapi non-farmakologi yang efektif dalam mengendalikan kadar gula darah dan mengatasi gejala diabetes tipe 2. Penggunaan akupuntur dapat membantu mengatasi resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas insulin, serta mencegah komplikasi diabetes.Â
Oleh karena itu, akupuntur dapat menjadi pilihan yang baik dan sehat bagi penderita diabetes tipe 2 untuk menjaga tubuh tetap sehat dan risiko gejala yang lebih ringan. Kenapa yang diambil adalah Titik SP 9 dan ST 36? Karena, didalam Teori 5 Unsur (Wuxing) SP itu Spleen yang artinya Limpa dan ST itu Stomach yang artinya lambung. Dalam teori limpa dan lambung ini berhubungan, Unsurnya Tanah dan Rasanya Manis.
Risiko Akupuntur bagi Diabetes
Walaupun akupuntur memiliki manfaat yang signifikan, terapi ini juga dapat menimbulkan efek samping. Penderita diabetes harus memperhatikan risiko akupuntur, seperti rasa sakit, berdarah, hingga memar, serta memilih praktisi yang profesional dan berpengalaman[2][3].
Teknik Akupuntur
Teknik akupuntur yang efektif untuk penderita diabetes tipe 2 meliputi penggunaan elektroakupunktur, akupresur, dan akupunktur. Elektroakupunktur dilakukan dengan memasukkan jarum pada setiap titik akupuntur tubuh pasien dan mengalirkan impuls listrik dari satu jarum ke jarum lainnya.Â
Akupresur dilakukan dengan menekan titik akupresur yang tepat untuk meningkatkan aliran energi dan mengaktifkan sistem saraf pusat. Akupunktur dilakukan dengan memasukkan jarum pada titik akupuntur yang tepat untuk mengaktifkan sistem saraf pusat dan mengatur fungsi kelenjar endokrin[3][4].
Citations: