Sedangkan kita justru senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang. Bahkan kita justru menghabiskan malam dan siang untuk mengkafirkan, membid'ahkan, dan lain-lain. Perkara yang sering kali hanya karena urusan-urusan kecil, seperti sekadar perbedaan pilihan politik. Sering kali kerja kita alih-alih seperti nabi yang mengupayakan semua orang masuk surga, padahal seperti setan yang jobdesk-nya memasukan orang ke naraka.
Itulah tiga bedanya akhlak kita dan Nabi. Saya hanya penyambung lidah ulama saja, tapi hati dan akhlak apalah daya, atau justru fans setan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H