Mohon tunggu...
Sabirun Ansar
Sabirun Ansar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Pertama Makan Ayam Organik

5 Januari 2018   17:47 Diperbarui: 5 Januari 2018   17:50 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ayam Organik| Semangat pagi teman-teman semua, kali ini saya akan menceritakan tentang pengalamanan saya yang cukup berkesan. Ya, sebuah pengalaman yang unik buat saya dimana untuk pertama kalinya saya merasakan makan ayam goreng tepung. Dimana baru-baru ini saya makan di salah satu restoran cepat saji, yakni di Waralaba Ayam Goreng. 

Awalnya saya berencana makan di angkringan dekat kampus. Ditemani oleh tiga orang teman yang sama-sama mahasiswa dari kampung yang sama, kami pun berboncengan menggunakan dua buah sepeda motor. Kami berempat kemudian menuju lokasi angkringan langganan kami. Hari sudah siang dan terik begitu menyengat ketika kami tiba di angkringan Pak Wajima langganan kami. 

Namun sesampainya disana ternyata menunya sudah habis ludes. Ramai oleh mahasiswa maklum akringan inilah satu-satunya tempat makan yang murah meriah dan dekat dengan kampus. Terpaksa kami putar haluan untuk mencari rumah makan lain yang sekiranya bisa untuk mengganjal perut yang sudah mulai lapar ini.

Jam telah menunjukkan pukul sebelas siang, kami mencari rumah makan sekitar yang juga masih dekat dengan kawasan kampus. Tampak dari kejauhan kami melihat rumah makan yang mencolok dengan catnya yang berwarna merah dengan corak kuning hitam dan putih. 

Namun kami ragu, karena takut kemahalan, yah maklumlah uang pas-pasan mahasiswa, kami harus pandai-pandai menghemat uang kiriman dari orang tua. Namun karena kondisi perut yang sudah tidak bisa dikompromikan lagi, kami pun memberanikan diri untuk masuk kedalam.

Sesampainya didalam, kami melihat sajian menu yang ditawarkan. Diatas kertas menu tertulis berbagai menu menarik, dengan gambar grafis yang menarik dan disebelahnya tercantum harga untuk tiap paket. Wah rupanya menu yang disajikan di Ayam Geprek yang satu ini sangat terjangkau untuk mahasiswa, kami pun tidak segan-segan lagi untuk memesan menu yang ada. "Wah, kok baru tahu yah ada ayam goreng semurah ini". "Keren nih, bakal sering-sering berkunjung nih". Kami pun memesan Paket A, Paket B masing-masing satu porsi, dan Paket C dua porsi, tidak perlu pesan minum lagi karena paketnya sudah termasuk satu gelas es-teh. Pramusaji yang ramah, berhijab dan sopan membuat kami merasa santai dan nyaman.

Paket telah disajikan, saatnya santap siang, "kriuk-kriuk" ayam geprek yang gurih, renyah dan segar dengan bumbu racikan khas yang nikmat pun kami santap dengan lahap. Enak, dan sangat berkesan dilidah. Cek percek ternyata warung makan ini merupakan usaha waralaba ayam goreng yang hadir menyajikan fried chicken dengan cita rasa yang khas, diolah dari daging ayam organik yang dilumuri tepung bumbu racikan Non-MSG/Vetsin menjadikan fried chicken ini lebih lezat dan lebih sehat. 

Waoow, Ayam organik? apasih ayam organik itu? Apa bedanya ayam organik dengan ayam potong, ayam kampung, maupun ayam-ayam lainnya. kami semakin tertarik untuk mencari tahu lebih jauh.

Ayam organik merupakan  ayam yang dipelihara atau diternak secara alami, tanpa menggunakan bahan kimia. Bibit ayam (day old chicken, DOC) nya sedari mula ditetaskan dan ditumbuh kembangkan dengan perlakuan organik. Proses pemeliharaan, pemotongan, hingga pembersihan daging ayam organik juga tidak menggunakan bahan kimia. Ayam organik ini diternakkan selama tujuh puluh hari sampai mencapai bobot 900 - 1.000 gram.

Pakan ayam organik ini pun berasal dari sayuran organik sedangkan dedaknya terbuat dari olahan beras organik. Sehingga saat diuji di laboratorium, tidak terdeteksi kandungan pestisida ataupun bahan kimia berbahaya lainnya. Kadar kandungan E. coli berada di bawah ambang batas yang ditentukan, sementara Salmonella thyposa terbukti negatif. Cemaran logam juga di bawah ambang batas, sehingga daging ayam organik sangat aman untuk dikonsumsi siapa saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun