Pas gue dan tu kucing lewat, beberapa kucing betina mulai lirik-lirik. “Gue berhasil” kata gue dalam hati. Kucing-kucing betina itu mulai ngikutin. “Gue tambah yakin”. Kucing tetangga gue itu pun makin PD. Sekali-kali, ia mengeluarkan suaranya, berisi hasrat.
Tiba di tempat sepi, yang lumayan asik buat pacaran. Gue putusin, untuk ninggalin kucing tetangga gue itu sendiri. Udah saatnya tu kucing berjuang sendiri. Gue gak mau ikut campur kalau masalah ini, lagi pula dosa kalau gue sampe liat.
Gue sentuh pundaknya. Tu kucing menatap gue tajam. Lalu matanya berkaca-kaca.
“Lho PASTI BISA” Ucap gue.
Tu kucing mengangguk.
“Meoooooonng,” katanya.
Gue tahu, “itu artinya terimakasih kan” ucap gue pada tu kucing.
“Bukan Bego’, kaki gue lu injek!” kata tu kucing marah.
“Sori-sori” kata gue kesel.
Gue pun beranjak gue tinggalin tu kucing sendirian, dengan beberapa kucing betina yang dari tadi nguntit dari belakang. Sejam tu kucing belum juga pulang, gue yakin tu kucing sekarang lagi senenng-seneng. Gak etis kalau gue certain di sini. Tahu sama tahu aja J. Gue seneng, karena upaya gue berhasil, gak percuma, gue capek-capek ngebelain tu kucing biar bisa dapat pacar.
Akhirnya.