Mohon tunggu...
Muhammad Sabiq Hilmi
Muhammad Sabiq Hilmi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri

Alumni Perguruan Islam Mathali'ul Falah Kajen-Pati Sekarang nyantri di Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum Pakis Tayu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maratib Al-Idrak: Tingkatan Pengetahuan dalam Ilmu Mantik

3 April 2024   23:28 Diperbarui: 3 April 2024   23:32 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih tepatnya, suatu pengetahuan bisa tergolong yakin apabila berlandaskan dalil dan sesuai dengan fakta yang ada, sehingga tidak ada celah keraguan sama sekali. Hal ini tentu sama dengan definisi ilmu yang telah saya singgung diatas. Yang mana, ilmu tergolong salah satu tingkatan pengetahuan berupa al-yaqin.

Kita ambil contoh semisal ada orang memberi kabar kepada anda bahwa teman anda menikah dengan tetangga anda. Kemudian anda datang menyaksikan pernikahan dengan mata kepala sendiri. Tentu anda lebih yakin dengan melihatnya secara langsung, karena sudah berlandaskan bukti dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

2.Sangkaan (Zhann)
Tingkatan kedua dinamakan zhann (sangkaan) atau didefinisikan sebagai “pengetahuan yang lebih condong pada kebenaran.” Artinya apabila al-yaqin tidak memberikan celah keraguan, maka zhann disini masih memungkinkan adanya kesalahan dengan kemungkinan salah yang sangat lemah.

Lebih mudahnya, apabila al-yaqin itu dipersentase 100% maka zhann berkisar antara 51% sampai 99%. Kita bisa ambil contoh semisal anda sudah berkenalan dengan seorang wanita. Anda mendapatkan kode-kode tertentu dari cara berbicaranya, gerak tubuhnya atau indikasi-indikasi lain yang mana membuat anda berprasangka baik bahwa dia memiliki perasaan kepada anda.

Kemudian, di lain hari anda mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan anda. Tanpa berfikir panjang lebar, ia pun langsung menerimanya. Dan ketika itu, anda sudah menduga bahwa anda akan diterima dengan berlandaskan indikasi-indikasi yang ada sebelumnya.

Pertanyaannya, apakah pengetahuan ini bisa disebut sebagai al-yakin sebagaimana sebelumnya? Tentu saja tidak. Karena masih ada kemungkinan salahnya. Anda masih memungkinkan untuk ditolak, tapi sangat kecil.


3.Keraguan (Syakk)
Lanjut pada tingkatan ketiga ialah Syakk (keraguan). Ini perlu digarisbawahi bahwasanya syakk ini berbeda dengan zhann. Syakk bisa kita persentase 50% benar, 50% salah. Artinya tidak condong kearah benar dan salah atau bersifat setara.

Misalnya ketika anda ingin melamar seorang putri kyai yang dikenal cantik dan terhormat di kalangan pesantren. Lalu anda melihat diri sendiri misalnya, seorang sarjana tampan dan dikagumi banyak orang, namun anda bukan dari keturunan kyai. Dan anda tidak pernah berkenalan dengan perempuan itu sebelumnya, sehingga tidak ada indikasi-indikasi tertentu yang membuat anda menduga bahwa anda akan diterima.

Kemudian, anda berniat untuk datang dan melamar perempuan itu bersama keluarga anda. Apa yang terjadi? Pasti anda akan ragu. Yakin ditolak tidak, yakin diterima juga tidak.

Artinya pengetahuan yang anda dapatkan ketika itu bersifat netral. Itulah yang dinamakan syakk.

4.Ilusi (Wahm)
Jika syakk tidak ada sisi yang lebih condong. Maka wahm ini kebalikan dari zhann. Wahm adalah “pengetahuan yang lebih condong pada kesalahan.” Dengan kira-kira persentase antara 1% sampai 49%. Artinya, kecil kemungkinan benarnya berbanding terbalik dengan zhann yang kecil kemungkinan salahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun