Ada cerita dari seorang gadis pemberani didikan sang pahlawan hebat. Putri Madani usia 18 tahun anak perempuan terakhir paling pemberani. Diantara saudara yang lain sepertinya aku paling dekat dengan ayah.Mau tau kisah cerita tentang diriku?
Disuatu hari setiap harinya ga pernah absen untuk selalu memanggil "AYAHHHHH" panggilan imut dan manja dari putri untuk ayah tersayang. Sebelum itu ada yang ingin aku sampaikan dulu kepada ayah.
"Ayah,tidak ada seorangpun lelaki hebat yang bisa menggantikanmu,Bahkan aku mencintaimu melebihi apapun, terlalu sulit untuk mengutarakan isi hatiku secara jelas.
Siapa sih yang gatau kalo cinta anak perempuan itu ayahnya,begitupun sebaliknya.Tapi yang jadi berbeda disini adalah sikap ayahku yang selalu biasa aja,saat dirasakan seperti ada rasa tertahan untuk mengungkapkan nya padaku.Apa karna sibuknya aktivitas yang dimiliki ayah? Atau diriku terlalu sering cari perhatian kepada ayah? Pdhal semua itu semata mata karna ayah adalah pahlawan hidupku ayah adalah cinta pertama ku,tapi bukan berarti aku tak menyangi ibuku. Aku juga menyangi ibuku tapi ibuku adalah jiwa raga ayahku.
Hari demi hari tahun demi tahun tak terasa semakin beranjak usia ku menuju masa depan masa dimana aku akan menghadapi kehidupan sesungguhnya. Sudah jarang untuk bisa mengobrol dengan ayah berdua. Pada sore hari di hari Selasa terlihat suasana yang sedang santai disitu kebetulan ada yang ingin aku sampaikan kepada ayah
“ayah,inget ga dulu Ade pernah hampir tenggelam di pantai Pangandaran”
Jawab ayah...
“iya,inget kenapa gitu”
“gapapa sih yaudah cuma pengen cerita aja”
Beranjak dari kursi, mengakhiri pembicaraan berjalan menuju kamar. Termenung dan langsung terfikir ingin rasanya bisa bernostalgia tapi respon yang di dapat hanya sedikit kecewa. Apa karna aku sudah sebesar ini,bukan gadis kecil yang bisa bermanja-manja lagi? Sepertinya ada perubahan sikap dalam diriku yang mungkin ayah kurang suka.
Hari demi hari berlalu seperti biasa bangun pagi bersiap untuk daring tak lupa makan,sudah sangat bosan menjalani hari hari tanpa obrolan dengan teman,kadang kadang terfikirkan masa depan yang tinggal menghitung berapa bulan. Setelah itu aku bergegas menghampiri mama
“mah,putri boleh ga kalo udah lulus daftar kerja?,nanti kalo udah gajian putri daftar kuliah di swasta”
Mamah yang tengah asik mengupas dan mengiris bawang merah untuk di goreng,lalu dengan lama baru menjawab
“terserah kamu yang penting mah ga ninggalin kewajiban”
Setelah mendengar jawaban aku kembali ke dalam kamar.Serasa ada yang mengganjal apa bagusnya aku tanyakan juga ya pada ayah,Mau bagaimanapun aku tetap anak terakhir di keluarga. Siapa tau ada salah satu yang pengen aku kuliah lebih dulu, kebetulan juga di keluarga mamah dan ayah belom memiliki anak yang bergelar sarjana.
Semua Kaka Kaka ku pada berkerja di bank dan juga pabrik. Sebenernya aku pengen bisa kuliah di universitas negeri pasti akan sangat bangga kedua orang tuaku. Tapi apa daya niat itu sudah terlalu duluan gugur karena beberapa kendala dan kesulitan yang sudah terjadi.
Kemudian jam berlalu,siang berganti sore. Sudah terlihat ayah duduk santai sambil menikmati kopi.Cocok sekali untuk usil sebentar. Aku datang dan langsung mengelus-elus perut buncit ayahku sambil tertawa meledek, ekspresi yang di berikan ayahku pun cuman tersipu malu,sambil tertawa kecil. Setidaknya itu yang ingin aku dapat dari ayah. Langsung pada topik obrolan aku duduk di sampingnya dan bertanya.
“Ayah,boleh tidak nanti setelah lulus putri daftar kerja saja?,Tapi setelah itu putri pasti akan menyisihkan selalu uang untuk kuliah,ya walaupun swasta” sautku
“Boleh saja,selagi itu jadi hal yang ingin Ade lakukan. Emang mau kerja dimana? Bandung?”
“Kalo keluar Bandung boleh ga?”
“iya boleh saja,selalu jaga diri”
“Terima kasih AYAHHHHH SAYANG” (Nada manja)
Mengakhiri pembicaraan,beranjak dari kursi kemudian bergegas kembali ke kamar. Menyusun planning. Berarti setelah lulus nanti aku harus secepatnya membuat surat lamaran kerja, allhamdulilah senang rasanya banyak dukungan dari orang sekitar yang tersayang. Membangkitkan semangat untuk membuktikan “AKU BISA!”.
Hari berganti, Pertemuan keluarga besar di sore hari.Semua bertegur sapa, saling berbincang, dan bercanda. Setelah habis makan-makan segera untuk membantu bibi dan lainnya membereskan dan merapikan kembali tempat. Semua santai-santai bersama,adapula yang masih sibuk dengan urusannya. Terlihat om yang sedang duduk di teras dan menikmati angin sepoi-sepoi. Aku Dateng menghampiri om dan mengobrol, seketika om bertanya
“Sebentar lagi lulus ya de,mau kemana nih rencananya?” tanya om
“Pengennya sih kerja keluar Bandung om,terus kalo udah penghasilan yang cukup mau kuliah juga di universitas swasta,gitu si planning nya”
“HAH?! SERIUS? jadi mau merantau gitu? Emang udah izin ke ayah,kan putri anak manja ayah. Yakin bisa jauh,kenapa ga yang Deket Deket aja dulu kan itu juga ga kalah bagus kenapa harus jauh jauh”
Saut om yang cukup heran dan kaget.
“Udah ko om,udh izin dan kata mama ayah boleh boleh aja asalkan bisa jaga diri dan pegang amanah”
“ANAK OM SUDAH BESAR YA HEBAT!,gadis kecil pemberani sudah mau merantau. Semangat ya semoga sukses,Kalo sudah sukses jangan sampai lupa keluarga ya”
”Pastinya dong,makasii ya om”
Berakhir nya obrolan,langit berjalan semakin gelap,sudah saatnya menutup acara dan berpamitan untuk pulang. Setelah sampai dirumah,semua sibuk sendiri untuk bersihkan diri bergegas karna adzan sudah berkumandang.
Waktu berjalan jam sudah menunjukkan pukul 20.00,waktu dimana semuanya santay oleh handphone masing-masing.Gabutnya di malam hari aku membuka playlist musik, terputar lirik.
“Takut tambah dewasa,takut aku kecewa,takut tak seindah yang kukira...”
Sambil termenung di atas kasur muncul pikiran.
“Kenapa ya aku serasa bebas? Kenapa aku bisa bebas milih apa yang jadi tujuan dan cita-cita ku,tidak seperti orang lain yang dimana antara keinginan diri sendiri dan keinginan dari orangtuanya kadang suka tidak sesuai”
”Dan kenapa ayah ngizinin Ade buat pergi jauh ya? Padahal Ade belum memiliki pengalaman untuk merantau dan hidup sendiri.”
Saat termenung ayah datang memberi nasehat pendek namun melekat dalam perasaan, pikiran,dan entah kenapa sekujur tubuh merinding mendengar setiap kalimat yang diucapkan sangat mengasah otak atas apa yang telah diucap,Ayah berkata padaku
“
Ayah percaya sama putri,Putri anak yang berani,namun tetap jadi gadis kecil ayah. Ayah sayang sama putri, walaupun ayah belum bisa mengutarakan nya tapi percaya cinta besar dari ayah untuk keluarga ga ada yang bisa nandingin.Putri harus bisa jadi cewe yang hebat dan kuat”
Sejauh apapun kita melangkah sejauh apapun kita pergi,jangan risau karna orang tersayang akan selalu ada dihati, dukungan dan doa selalu menyertai.Mau dalam keadaan susah, bahagia,kecewa,sedih maupun senang jangan pernah lupa jalan pulang.Karna sebaik-baiknya tempat paling nyaman adalah rumah.
Tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H