Mangkunegara IV menunjukkan bahwa kepemimpinan diri juga tercermin dari keteladanan. Pemimpin yang hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ia ajarkan akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari orang lain. Ia sendiri dikenal sebagai pemimpin yang konsisten dengan prinsip moralnya.Â
        Mangkunegara IV mengajarkan bahwa kepemimpinan diri melibatkan keberanian untuk mengambil keputusan yang sulit, terutama ketika keputusan tersebut tidak populer. Namun, keputusan tersebut harus selalu didasarkan pada prinsip moral dan keadilan, bukan pada kepentingan pribadi.Â
        Kepemimpinan diri juga mencakup upaya untuk terus belajar dan berkembang. Mangkunegara IV mendorong pentingnya pendidikan, baik formal maupun informal, untuk memperkuat kemampuan memimpin diri. Ini relevan di era modern, di mana pembelajaran sepanjang hayat menjadi kunci sukses.Â
        Sebagai seorang raja, Mangkunegara IV memahami bahaya dari godaan kekuasaan. Kepemimpinan diri yang kuat membantunya tetap fokus pada tugas melayani rakyat daripada mengejar kepentingan pribadi. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi pemimpin modern yang sering terjebak dalam konflik kepentingan.Â
        Konsep kepemimpinan diri Mangkunegara IV tetap relevan di era modern, terutama dalam menghadapi tekanan globalisasi, digitalisasi, dan tuntutan masyarakat yang kompleks. Dengan mempraktikkan pengendalian diri, introspeksi, dan keteladanan, pemimpin masa kini dapat membangun kredibilitas dan mewujudkan perubahan yang positif.Â
Kesadaran sebagai Landasan Disiplin DiriÂ
        Kesadaran adalah kemampuan memahami keadaan diri sendiri, lingkungan, dan konsekuensi dari setiap tindakan. Dalam ajaran Mangkunegara IV, kesadaran menjadi langkah awal untuk membangun disiplin diri. Dengan kesadaran, seseorang dapat mengenali kelemahan dan kekuatan diri, sehingga mampu mengarahkan tindakan menuju tujuan yang lebih baik.Â
Disiplin Diri sebagai Kebiasaan yang DitanamkanÂ
        Mangkunegara IV menekankan pentingnya membangun disiplin melalui kebiasaan sehari-hari. Disiplin diri, seperti bangun pagi untuk memulai pekerjaan atau meluangkan waktu untuk refleksi, membantu seseorang tetap fokus dan produktif. Kebiasaan ini menciptakan konsistensi yang menjadi kunci keberhasilan.Â
Koneksi antara Kesadaran dan SpiritualitasÂ
        Kesadaran sering kali diperkuat melalui praktik spiritual, seperti meditasi atau doa. Dalam filosofi Mangkunegara IV, spiritualitas tidak hanya berfungsi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi juga untuk menenangkan pikiran. Hal ini memungkinkan seseorang untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan disiplin.Â