Mohon tunggu...
Sabilla Oktaviano Safitri
Sabilla Oktaviano Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43223010021 - Program Studi S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dikursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

23 Oktober 2024   15:47 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:33 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, ia mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Dengan penggabungan pemikiran rasional Barat dan kebijaksanaan Timur, Sosrokartono berhasil menciptakan suatu sinergi yang menghasilkan kepemimpinan yang inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan bersama. Ia menjadi teladan bagi banyak orang, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik adalah tentang membangun hubungan yang saling menguntungkan dan berkontribusi pada kebaikan bersama. 

Warisan pemikirannya tetap relevan hingga saat ini, menginspirasi generasi penerus untuk mengadopsi nilai-nilai kepemimpinan yang humanis, etis, dan berkelanjutan. Melalui ajaran dan praktik kepemimpinannya, Raden Mas Panji Sosrokartono telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah pemikiran dan kepemimpinan di Indonesia.

Pendekatan dan pemikiran Raden Mas Panji Sosrokartono terhadap pendidikan memiliki dampak yang mendalam dan berkelanjutan pada generasi setelahnya. Sosrokartono bukan sekadar seorang pendidik; ia adalah visioner yang memahami bahwa pendidikan merupakan fondasi untuk membangun masa depan bangsa. Dalam pandangannya, pendidikan harus melampaui sekadar penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. 

Ia menekankan pentingnya pengembangan karakter dan nilai-nilai moral sebagai aspek yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. Pendekatan ini menciptakan sebuah paradigma pendidikan yang lebih holistik dan humanis, yang sangat relevan di Indonesia, terutama dalam konteks masyarakat yang beragam dan kaya akan budaya.

Sosrokartono berperan penting dalam Perhimpunan Indonesia, sebuah organisasi yang didirikan untuk memperjuangkan hak-hak dan aspirasi masyarakat Indonesia di tengah penjajahan kolonial. Dalam konteks ini, ia memandang pendidikan sebagai alat strategis untuk memperjuangkan kemerdekaan. 

Ia menyadari bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mendidik individu, tetapi juga untuk membentuk kesadaran kolektif yang diperlukan untuk mencapai kemerdekaan. 

Dengan kata lain, pendidikan bagi Sosrokartono adalah kunci untuk membangun pemikiran kritis dan patriotisme di kalangan masyarakat. Ia percaya bahwa hanya dengan pendidikan yang baik, masyarakat dapat membebaskan diri dari penjajahan mental dan fisik yang dialami oleh bangsa.

Komitmen Sosrokartono untuk memperluas akses pendidikan juga sangat nyata. Ia berusaha agar pendidikan tidak hanya menjadi hak bagi segelintir elit, tetapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk wanita dan anak-anak miskin. 

Pendekatan inklusif ini menciptakan kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai hak asasi manusia yang harus dimiliki oleh setiap individu. Dengan memberikan kesempatan pendidikan yang sama, Sosrokartono berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat yang sebelumnya terpinggirkan, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan dan pergerakan kemerdekaan.

Lebih jauh lagi, Sosrokartono menggabungkan nilai-nilai budaya lokal dalam kurikulum pendidikan. Ia memahami bahwa identitas budaya adalah bagian integral dari pembentukan karakter dan moral generasi muda. Dengan memperkuat rasa kebangsaan melalui pendidikan yang menghargai budaya lokal, ia berusaha menanamkan rasa bangga akan warisan budaya Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun