Trawas, 13 Januari 2025 – Langkah besar menuju pengelolaan lingkungan yang lebih baik di Desa Trawas dimulai dengan penyuluhan pengolahan sampah TPS 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) di Dusun Kemloko. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Universitas Airlangga melalui program Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas-5 (KKN BBK-5) yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unair. Dengan dukungan dari NGO (Non-Governmental Organization) lingkungan “Wehasta” dan Kepala Dusun Kemloko, sosialisasi ini menjadi titik awal yang penting untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap pengelolaan sampah.
Dusun Kemloko saat ini menjadi satu-satunya dusun di Desa Trawas yang belum menerapkan sistem TPS 3R, sementara dua dusun lainnya, yakni Dusun Trawas dan Dusun Jara’an telah memulai langkah pengelolaan sampah berbasis 3R. Melihat kesenjangan ini, Kepala Dusun Kemloko berinisiatif untuk mengadakan penyuluhan guna memberikan pemahaman kepada warganya tentang pentingnya pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Kepala Dusun Kemloko mengapresiasi inisiatif ini dan menegaskan pentingnya kolaborasi antara warga, pengurus TPS 3R, dan pemerintah. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi awal dari perubahan besar dalam pengelolaan sampah di Dusun Kemloko. Ini bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Perwakilan dari Wehasta, sebagai NGO yang memiliki misi untuk melestarikan lingkungan, memberikan penekanan pada filosofi dasar TPS 3R. Pengelolaan sampah berbasis 3R mencerminkan harmoni antara manusia dan alam. Reduce berarti mengurangi sampah yang dihasilkan, reuse menekankan penggunaan kembali barang yang masih bermanfaat, dan recycle mendorong daur ulang untuk mengurangi limbah yang terbuang. Dalam pemaparannya, Wehasta menekankan bahwa kesadaran individu menjadi kunci utama keberhasilan pengelolaan sampah.
Perwakilan Wehasta menyampaikan, “Melalui pengelolaan sampah yang benar, kita menjaga keseimbangan ekosistem. Setiap langkah kecil seperti memilah sampah atau mendaur ulang plastik membawa dampak besar bagi lingkungan kita.” Penjelasan ini diikuti dengan sesi tanya jawab untuk memastikan warga Dusun Kemloko memahami pentingnya konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai bagian dari penerapan sistem TPS3R, alur pengelolaan sampah telah dirancang secara rinci. Tahap pertama dimulai dari rumah masing-masing warga, di mana sampah dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah tersebut kemudian dikumpulkan di titik kumpul yang telah disediakan di setiap RT. Pengangkutan sampah dijadwalkan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat pukul 5 hingga 7 pagi.
Setelah sampah dikumpulkan, petugas akan membawa sampah menuju TPS 3R yang berlokasi di belakang kantor Polsek Trawas. Di lokasi tersebut, sampah akan dipilah kembali untuk memastikan pemisahan yang optimal sebelum diolah lebih lanjut. Sampah organik akan diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik, seperti plastik dan kertas akan didaur ulang atau dimanfaatkan kembali sesuai kebutuhan. Melalui sosialisasi ini, besar harapan agar Dusun Kemloko dapat menyusul dua dusun lainnya dalam menerapkan sistem TPS 3R secara mandiri.
“Kami ingin Dusun Kemloko menjadi model bagi desa lain di sekitar Trawas. Dengan pengelolaan sampah yang baik, kita tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” ujar, Emir salah satu mahasiswa KKN BBK-5.
Tidak hanya sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan, penerapan sistem TPS 3R di Dusun Kemloko juga berpotensi memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Dengan pengolahan sampah yang tepat, bahan organik dapat diubah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan sendiri atau dijual. Sementara itu, sampah anorganik yang didaur ulang dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga melalui bank sampah atau industri kreatif daur ulang.
Dukungan dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini. Kepala Dusun Kemloko menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong warga untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah berbasis 3R. “Kami berharap Desa Trawas dapat menjadi desa percontohan dalam pengelolaan sampah mandiri di tingkat kabupaten,” tambahnya.
Selain dampak positif terhadap lingkungan dan ekonomi, penerapan TPS 3R juga mendukung program pemerintah dalam mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan sistem pengolahan yang lebih baik, diharapkan dapat mengurangi beban TPA serta memperpanjang usia pakai tempat pembuangan sampah.
Kegiatan sosialisasi ini menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil. Kolaborasi antara warga, pemerintah desa, dan NGO seperti Wehasta memberikan harapan baru bagi terciptanya lingkungan yang lebih baik. Semoga Desa Trawas, khususnya Dusun Kemloko, dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam menjaga kelestarian lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI