Mu'tazila dan Syiah adalah dua kelompok agama di dunia Islam yang memiliki ideologi dan tujuan tertentu yang berbeda.
 Berikut  perbandingan antara Mu'tazila dan Syiah dari segi ideologi dan tujuan:
1. Ideologi:
Mu'tazila
A. Rasional Tauhid: Mu'tazila menekankan rasionalitas dan akal dalam memahami konsep. Tauhid (raja yang bersatu). Mereka percaya bahwa akal dan budi manusia dapat digunakan untuk memahami prinsip-prinsip agama.
B. Keadilan Ilahi: Mu'tazila mengajarkan bahwa Tuhan itu adil dan tindakan Tuhan harus sesuai dengan keadilan.
Mereka menekankan bahwa perbuatan baik dan buruk  diukur dengan akal sehat dan moralitas.
Syiah:
A. Imamah: Syiah percaya pada konsep Ima'ate, atau kelanjutan kepemimpinan spiritual dan politik Nabi Muhammad setelah kematiannya. Mereka percaya bahwa para imam yang dipilih oleh Allah memiliki otoritas ilahi untuk membimbing umat Islam.
B. Pertobatan dan Kedewasaan Spiritual: Syiah menekankan pentingnya pertobatan, pertobatan, dan pertumbuhan spiritual sebagai bagian dari jalan menuju kesempurnaan spiritual.
2. Â Tujuan
Mu'tazila
A. Pemahaman Rasional Agama: Tujuan utama Mu'tazila adalah mengembangkan pemahaman agama yang rasional dan logis.
 Mereka berupaya mendamaikan akal dan agama sehingga kesatuan Tuhan dan keadilan-Nya dapat dipahami melalui akal.
B. Mendukung Keadilan Sosial: Mu'tazilah memperjuangkan konsep keadilan sosial, menolak takdir yang mutlak karena percaya bahwa manusia mempunyai kebebasan dan tanggung jawab moral.
Syi'ah
A. Pelestarian tradisi dan ajaran Arul Bayt: Tujuan utama Syi'ah adalah melestarikan ajaran dan tradisi yang diturunkan dari keluarga Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan nama Arul Bayt. Mereka percaya bahwa kelanjutan ajaran Islam dapat dicapai melalui imam-imam pilihan Allah.
B. Mencapai Kedewasaan Rohani: Syiah meyakini bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai kedewasaan rohani dan mendekatkan diri kepada Allah. Proses pertobatan, penyesalan, dan pertumbuhan moral menjadi bagian penting dalam perjalanan spiritual mereka.
Penting untuk diingat bahwa pemahaman dan interpretasi kedua kelompok ini mungkin berbeda, dan ada subkelompok dalam kelompok ini yang mungkin memiliki perspektif  berbeda. Terlebih lagi, perbandingan ini bersifat umum dan tidak mencakup seluruh aspek kompleks dari kedua kelompok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H