Tetapi Dilan merupakan murid pintar di sekolahnya yang digambarkan dalam:
"Maksudku, meski keduanya anak berandal, tapi Dilan pintar dan selalu mendapat ranking pertama di kelasnya..."- halaman 84
     Beralih ke tokoh selanjutnya yang bernama Milea. Milea disini merupakan pemeran utama sekaligus "aku" di dalam cerita ini. Di novel ini menggambarkan bahwa Milea merupakan siswi cantik yang baru pindah dari Jakarta ke Bandung yang bisa dilihat dari cuplikan berikut:
""Milea." Aku diam. Tidak kutanggapi. "Kamu cantik," katanya, dengan suara yang pelan tanpa memandangku."-halaman 34
Milea juga digambarkan sebagai sosok yang mudah berbaur. Hal ini digambarkan dalam penggalan cerita berikut:
""Kamu manggil apa ke ibumu?" tanya Bunda."Manggil: Ibu." "Oh... ya, itu juga bagus.""Lia juga mau manggil Bunda," kataku. "Boleh?""Ke siapa? Ke ibu?" Bunda nanya sambil menunjuk dirinya "Iya, he he he.""-halaman 178
     Selain Dilan dan Milea, saya juga akan membahas tokoh Beni dan Anhar. Dimulai dari Beni. Disini diceritakan bahwa Beni adalah pacar Milea pada saat Milea masih bersekolah di Jakarta. Sifat Beni digambarkan merupakan lelaki yang tampan seperti yang digambarkan dalam penggalan berikut:
"Beniku keren, kau harus tau itu. Dia tampan,meskipun tidak tampan-tampan amat..."-halaman 29
Tetapi Beni memiliki sifat pemarah dan manja. Hal itu dapat dilihat dari:
"Sebetulnya, aku tidak sama sekali ingin bertemu dengan Beni. Hanya aku takut, kalau nanti Beni tahu bahwa aku ke Jakarta dan tidak bilang kepadanya, dia pasti akan marah"-halaman 89
     Selanjutnya adalah Anhar. Anhar merupakan salah satu teman satu geng motor dengan Dilan. Tetapi berbeda dengan Dilan yang merupakan anak yang berprestasi, Anhar justru siswa yang dikenal sebagai anak yang kurang pandai karena pernah tidak naik kelas bahkan dicap sebagai Troublemaker. Bisa dilihat dari penggalan cerita berikut: