Bukan Hanya Pedas, tetapi Juga Manis Keuntungan: Suksesnya Bisnis Seblak

Tangerang Selatan, 23 Desember 2023 - Bisnis seblak kian meluas di Indonesia, terbukti dengan banyaknya gerai seblak yang tersebar di berbagai tempat, mulai dari warung pinggir jalan hingga restoran dan kafe.

Melangkah masuk ke dalam "Seblak Mamih" sebuah warung rumahan yang terletak di Perumahan Kemang, Bakti Jaya Setu. Hal pertama yang akan anda rasakan adalah aromanya. Sebuah simfoni dari gigitan pedas cabai, pelukan gurih bawang putih, dan bisikan kuah kaldu yang menggoda. Di tengah-tengah kekacauan yang harum ini, terdapat seblak, salah satu jajanan khas Bandung Jawa Barat, jajanan kaki lima Indonesia yang sederhana namun sangat terkenal.

Kisah seblak adalah mimpi yang tidak diunggulkan yang menjadi kenyataan. Dimulai dari camilan sederhana yang dibuat dari sisa kerupuk basah oleh ibu-ibu rumah tangga Sunda yang kreatif telah menjelma menjadi sebuah fenomena, memikat selera di seluruh nusantara dan bahkan merambah ke luar negeri.

“Tahun 2018 awalnya cuma jual bakso dan mie ayam, tapi karena saya rasa sudah banyak yang bosan, jadi saya mulai cari-cari inspirasi di internet terus akhirnya bikin menu baru yaitu seblak. Alhamdulillah ramai sampai sekarang sudah banyak pelanggan,” Kata Aidah, Pemilik Warung Seblak Mamih. Jum’at (22/12/2023).

Kisah Aidah dan Seblak bermula pada tahun 2018, sudah hampir 6 tahun Aidah berjuang mencari sedikit uang dengan berjualan seblak. Kala itu, ia hanya bermodalkan wajan dan kompor, menyulap kerupuk basah menjadi jajanan untuk anak sekolah dan mahasiswa yang lapar. "Dulu cuma pakai garam sama cabai, bahan seadanya, seperti kerupuk, sawi, cikur. Jualnya Rp.5.000 sampai Rp. 10.000 seporsi," Ujar Aidah sambil tersenyum. Tapi tangan ajaibnya dan bumbu racikan turun-temurun membuat seblaknya beda. Pedasnya bukan sekadar menyengat, tapi berpadu apik dengan gurih kaldu dan aroma rempah yang menggoda.

Jajanan khas Bandung, Jawa Barat ini digandrungi oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Popularitas seblak dapat dikaitkan dengan rasa pedas dan gurih yang dapat menimbulkan sensasi adiktif atau sensasi yang dapat membuat orang ingin terus mengonsumsinya. Selain itu, seblak juga dapat divariasikan dengan berbagai macam topping, sehingga dapat disesuaikan dengan selera konsumen.

“Seiring waktu, saya mulai menambahkan variasi topping, mulai dari ceker ayam, telur, bakso, sosis, mie, hingga jamur enoki. Saya juga menyediakan tingkatan level pedas mulai dari level 0-10,” Lanjut Aidah.

Bukan hanya orang Indonesia yang jatuh cinta pada seblak. Internet, penyeimbang kuliner yang hebat itu, telah menyebarkan kabar gembira tentang seblak ke berbagai penjuru dunia. Para blogger makanan memuji cita rasanya yang unik, acara-acara perjalanan mendedikasikan seluruh segmennya untuk daya pikat seblak, dan para pengunjung internasional mengantre untuk mencicipi teka-teki pedas ini untuk pertama kalinya.

Pesatnya pertumbuhan tren kuliner pedas di Indonesia turut berkontribusi terhadap kesuksesan bisnis seblak.

“Faktor keberhasilan bisnis seblak ini ada di Iokasi dan juga promosi,” kata pemilik Seblak Mamih, Aidah. Jum’at (22/12/2023).

Aidah juga menjelaskan bahwa lokasi yang strategis dapat meningkatkan peluang untuk menarik konsumen, dan memudahkan konsumen dalam menemukan warung seblak serta memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan informasi terkait produk yang dijual juga penting untuk menarik pelanggan dan menargetkan target pasar yang lebih luas.

Sedangkan Salsabilla Ramadhania, salah satu konsumen seblak mengatakan bahwa kunci kesuksesan dari bisnis seblak terletak pada rasa, pelayanan yang baik, serta harga yang terjangkau.

“Aku suka seblak karena rasanya yang enak, pedas dan gurih. Rasa pedasnya bikin nagih, rasa gurihnya bikin puas. Selain rasanya yang enak, harganya juga masih terjangkau buat kalangan anak muda. Pelayanan di sini juga bagus, tempatnya nyaman dan kita bisa milih macam-macam topping atau isian seperti ayam, bakso, kerupuk, sosis, dan yang lainnya,” Ucap Lila, Pelanggan Seblak Mamih. Jum’at (22/12/2023).

Seblak adalah salah satu kuliner khas Indonesia yang memiliki popularitas yang tinggi. Hal ini menjadikan bisnis seblak sebagai salah satu bisnis yang memiliki potensi besar untuk berkembang. Namun, bisnis seblak juga menghadapi berbagai tantangan dan ketakutan yang perlu diantisipasi oleh penjual ataupun pelaku usaha serta konsumen.

“Mungkin karena viral, rasanya enak dan banyak yang suka, aku takutnya jadi banyak yang sakit apalagi orang yang suka makan pedas, konsumsi pedas secara berlebihan bisa berdampak buruk untuk kesehatan. Selain itu, kenaikan harga pokok juga bisa jadi penyebab harga seblak menjadi semakin mahal,” Ujar Lila, pelanggan Seblak Mamih.

Aidah selaku Owner Seblak Mamih juga memberi tanggapan bahwa tidak mudah menjalankan bisnis seblak, terdapat berbagai tantangan salah satunya banyaknya pesaing. Intensitas persaingan dalam bisnis seblak semakin meningkat. Pelaku usaha seblak dituntut untuk dapat bersaing dengan pelaku usaha seblak lainnya dalam hal kualitas produk, cita rasa, harga, dan pelayanan.

"Persaingan di bisnis seblak memang sangat ketat. Banyak sekali usaha seblak yang bermunculan. Maka dari itu saya harus terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing dengan pelaku usaha seblak lainnya. Saya juga harus mencari bahan pokok alternatif yang harganya lebih murah dan mudah didapatkan tetapi dengan kualitas yang tetap bagus. Jadi semisal harga bahan-bahan naik, saya punya jalan lain untuk menyesuaikan harga jual seblak dan tetap terjangkau oleh konsumen," Tambah Aidah.

Kesuksesan bisnis seblak dapat menjadi teladan bagi pelaku usaha kuliner lainnya. Dengan memahami tantangan dan solusi untuk mengatasinya, pelaku usaha kuliner dapat meningkatkan peluang keberhasilan bisnisnya.

Penulis: Sabila Weliza (11220511000180) Mahasiswi Semester 3 Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan  Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.