Akhlak merujuk pada suatu sikap atau perilaku yang sesuai dengan ajaran dan nilai agama. Akhlak dapat juga diartikan sebagai tabiat, adat dan tata krama. Terdapat proses pembentukan akhlak yaitu akhlak dibentuk oleh kebiasaan, akhlak dapat diubah namun membutuhkan waktu dan proses. Mengubah akhlak berarti mengubah kebiasaan.
Akhlak adalah perilaku atau tindakan konkret yang mencerminkan karakter seseorang, karakter atau merupakan kumpulan nilai-nilai, keyakinan, dan sifat-sifat intrinsik yang membentuk kepribadian seseorang. Ada 5 langkah terbentuknya karakter yaitu:
1. Mendengar, mendengarkan adalah cara penting untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Ketika orang mendengarkan, mereka dapat menerima informasi, nilai-nilai, dan ide-ide dari orang-orang di sekitar mereka.
2. Melihat, melihat atau mengamati tingkah laku dan tindakan orang lain bisa menjadi contoh yang baik. Melihat sesuatu dapat membantu seseorang untuk memahami konsekuensi dari tindakan tertentu dan bagaimana pengaruhnya terhadap orang lain.
3. Menyimpan Memori, memori berperan penting dalam pembentukan karakter karena memungkinkan seseorang untuk belajar dari pengalaman masa lalu, baik positif maupun negatif. Menyimpan bisa dalam pikiran yang dinamakan pola pikir.
4. Menirukan, meniru adalah cara manusia belajar. Hal ini terutama terjadi pada karakter anak yang meniru tingkah laku dan tindakan orang dewasa di sekitarnya.
5. Mengulang, pengulangan adalah cara untuk memperkuat pembelajaran. Dengan mengulangi perilaku atau perilaku tertentu yang sesuai dengan nilai-nilainya, individu dapat memastikan bahwa karakternya kuat dalam hal tersebut.
Terdapat 4 saluran kelalaian atau kesalahan dalam berperilaku:
1. Melalui gestur atau bahasa tubuh. Cirinya bersifat natural atau alamiah, otentik atau asli, spontan serta mudah.
2. Tutur kata atau ucapan
3. Sikap, mencerminkan pandangan, pendekatan, atau sikap seseorang terhadap sesuatu. Ini dapat tercermin dalam perilaku, reaksi terhadap situasi tertentu, atau cara seseorang menghadapi tantangan. Sikap bisa berdampingan dengan gestur.
4. Aksi atau tindakan (perbuatan).
Ketika seseorang sering melakukan kesalahan atau kelalaian yang menghasilkan hasil yang buruk, itu dapat menyebabkan perasaan kekecewaan, frustrasi, atau rasa bersalah. Ini bisa merusak harga diri seseorang karena mereka mungkin merasa tidak kompeten atau meragukan kemampuan mereka. Kesalahan yang berulang-ulang dapat mempengaruhi citra diri atau martabat seseorang, hal ini bisa disebut dengan (الْمَرَوْءَةُ) yang mempunyai arti harga diri, martabat ataupun kehormatan.
الْمَرَوْءَةُ atau harga diri terbagi menjadi 3 bagian. Ada yang rendah, sedang, serta tinggi. Mengutip dari Asy Syatibi, ada 5 item yang bisa menyinggung harga diri:
1. Agama (دِين) atau keyakinan.
2. Kebebasan berpikir (akal)
3. Jiwa
4. Keturunan
5. Properti atau kekayaan hak milik.
Agama memiliki 3 arti, yaitu teratur, tertib, dan patuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H