Mohon tunggu...
Sabila Ramadhanii
Sabila Ramadhanii Mohon Tunggu... Lainnya - T20191078

Ambil yang baik, buang yang buruk✨

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adanya Lapisan dalam Masyarakat Secara Bertingkat (Stratifikasi Sosial)

25 Oktober 2020   20:31 Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:57 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum kita membahas mengenai apa itu stratifikasi sosial, kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari pendidikan. Karena antara stratifikasi sosial dengan pendidikan sangat berkaitan. 

 1. Pendidikan dan Stratifikasi Sosial.

Pendidikan jika kita artikan dalam bahasa sederhana yaitu memanusiakan manusia. Maksudnya memanusiakan manusia disini adalah suatu usaha sadar atau proses membentuk jati diri seseorang dalam suatu pembelajaran guna menciptakan insan yang berakhlakul karimah serta mengembangkan keterampilan yang ada dalam dirinya.

Saat ini banyak masyarakat yang melanjutkan pendidikannya hingga ketingkat sarjana karena ia mengetahui bahwa pentingnya suatu pendidikan dalam kehidupan sehari-hari, selain itu ketika kita melanjutkan pendidikan hingga kejenjang yg lebih tinggi  maka akan memberikan dampak positif bagi diri kita seperti menjadi orang yang lebih beradab, orang yang berpengetahuan luas, dan mudah dalam mencari pekerjaan, karena seperti yang kita ketahui apabila seorang itu berpendidikan atau memiliki gelar maka dalam mencari pekerjaan atau mencari nafkah pun ia akan dipermudah. Tidak menutup kemungkinan ini akan menjadi salah satu faktor munculnya startifikasi sosial karena akan menimbulkan adanya lapisan antara orang-orang yang berpendidikan dengan orang yang tidak berpendidikan.

Kemudian pengertian stratifikasi sosial, yaitu adanya perbedaan atau lapisan-lapisan di masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai lapisan-lapisan atau sebuah golongan mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi, dari yang terkaya sampai yang termiskin, bahkan yang terpandai sampai yang terbodoh. Maka adanya lapisan-lapisan inilah dalam ilmu sosiologi dinamakan stratifikasi sosial.

Stratifikasi sosial atau perbedaan dalam masyarakat ini dapat digambarkan dengan sebuah piramida dimana terdapat lapisan bawah, lapisan tengah, dan lapisan atas, dan  piramida tersebut mulai dari yang paling bawah itu melebar kemudian semakin keatas ia mengerucut. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial pada dasarnya berbicara tentang penguasaan sumber-sumber sosial dimana sumber sosial ini jika dipandang oleh masyarakat merupakan sesuatu yang sangat berharga.

2. Hubungan pendidikan dengan stratifikasi sosial.

Setelah kita mengetahui pengertian dari pendidikan dan stratifikasi sosial, selanjutnya kita akan mengetahui hubungan dari pendidikan dan stratifikasi sosial itu sendiri.

Sudut pandang setiap orang beranggapan ketika seseorang telah melakukan pendidikannya hingga tuntas atau telah selesai melakukan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi maka mayoritas orang mengatakan bahwa seseorang itu adalah orang yang berpendidikan.

Pendidikan dengan stratifikasi sosial atau adanya golongan sosial ini memiliki hubungan yang sangat erat, yaitu ketika seseorang yang tidak menempuh pendidikan kejenjang yang lebih tinggi atau bisa dikatakan orang-orang dari golongan rendah. Orang-orang yang dikatakan kaya atau berkedudukan tinggi berangapan bahwa ia berada di golongan sosial atas. Berbanding terbalik dengan anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikannya atau orang yang kurang mampu dalam hal ekonomi maka ia tidak bisa diharapkan akan berusaha agar anaknya menikmati pendidikan tinggi. Selain itu terdapat faktor yang menghambat anak-anak golongan rendah tidak melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi karena kurangnya perhatian terhadap pendidikan di kalangan orang tua, padahal banyak dari anak-anak dari golongan rendah itu ingin melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi tetapi terhalang oleh biaya.

3. Proses terbentuknya stratifikasi sosial atau lapisan dalam masyarakat.

Sebagai manusia sosial dan bermajemuk, maka tidak terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, terjadinya pembentukan stratifikasi sosial ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Stratifikasi sosial jika kita lihat dari segi proses maka terbagi menjadi dua yaitu :

a. Stratifikasi sosial terjadi dengan sendirinya 

b. Stratifikasi sosial terjadi karena adanya kesengajaan guna mencapai suatu tujuan tertentu. 

Jenis yang pertama proses timbulnya pembentukan stratifikasi sosial yaitu terjadi dengan sendirinya. Contohnya ialah adanya Kepandaian dan kecerdasan merupakan faktor yang tidak pasti atau tidak mutlak karena digunakan sebagai ukuran atau pandangan guna membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya. Dikatakan tidak nyata atau tidak mutlak karena jika kita lihat dalam tingkat kecerdasan, selain bisa di kembangkan, kecerdasaan ini bisa kita gali dengan cara meningkatkan, baik dengan latihan secara rutin maupun latihan-latihan yang lainnya sehingga otak kanan dan otak kiri kita dapat berfungsi dengan baik. Yang kedua stratifikasi sosial terjadi dengan sendirinya jika dilihat dari segi proses yaitu tingkat umur atau perbedaan usia. Tidak semua masyarakat menerapkan keistimewaan ini yaitu anak sulung yang memperoleh warisan lebih banyak atau lebih unggul dari saudaranya yang lain.
Selanjutnya yaitu adanya senioritas. Contohnya saja dalam jenjang pendidikan perkuliahan. Dimana seorang mahasiswa baru dengan seniornya atau biasa disebut kakak tingkat terdapat perbedaan yang signifikan. Para maba ketika mengikuti organisasi yang ada di kampus, maka ia cenderung diam atau canggung, tidak berani untuk berargumen dikarenakan terdapat kakak tingkatnya yang ia segani bahkan kakak tingkat tersebut merasa lebih pandai atau lebih jago dalam segala hal. Maka terjadilah stratifikasi sosial.
Yang keempat stratifikasi sosial terjadi dengan sendirinya jika dilihat dari segi proses yaitu adanya kekerabatan. Contohnya adalah adanya pembagian waris dalam keluarga, maka yang berhak mendapatkan warisan tersebut yaitu orang-orang yang masih ada hubungan kerabat  dekat. Apabila semakin jauh hubungan kekerabatan tersebut maka semakin kecil kemungkinan ia mendapatkan warisan tersebut.
Selanjutnya yaitu gender atau perbedaan jenis kelamin. Jika dalam ruang lingkup ahli waris, maka laki-laki cendrung lebih banyak mendapatkan warisan dari pada perempuannya. Kemudian jika kita lihat dari segi pekerjaan yaitu peluang laki-laki dalam mencari suatu pekerjaan itu lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Yang keenam proses timbulnya pembentukan stratifikasi sosial dengan sendirinya  jika dilihat dari segi proses yaitu ilmu pengetahuan. Dalam kehidupan masyarakat adanya ukuran ilmu pengetahuan kerap digunakan khususnya bagi mereka yang menghargai ilmu pengetahuan. Sudah pasti dalam kehidupan masyarakat, orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan dijadikan orang yang di segani dan menduduki lapisan teratas. Contoh ilmu pengetahuan yang menjadi stratifikasi sosial dan sering digunakan tolak ukur masyarakat yaitu adanya gelar atau kesarjanaan dan profesi yang di sandang oleh seseorang.

Jenis kedua proses timbulnya pembentukan stratifikasi sosial jika dilihat dari segi proses yaitu stratifikasi terjadi dengan disengaja hal ini demi mencapai tujuan bersama.  Contoh stratifikasi sosial dengan disengaja yaitu stratifikasi pekerjaan atau occupational stratification. Stratifikasi pekerjaan atau occupational stratification sering kita jumpai dalam kehidupan modern pada saat ini. Contohnya saja dalam sebuah struktur desa. Dalam struktur desa terdapat kepala desa, BPD, sekertaris desa, ketua umum, ketua keuangan desa , ketua perencanaan desa, kepala urusan (kaur) pemerintahan, kaur kesejahteraaan, dan masih banyak lagi. Dari struktur pemerintahan desa tersebut memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda baik dari segi fungsi dan tugasnya serta tingkatan tersebut memiliki porsinya sendiri. Meskipun dalam struktur desa tersebut memiliki tingkatan yang berbeda, tetapi mereka hanya memiliki satu tujuan bersama yaitu ingin mensukseskan atau mensejahterakan desa.
Stratifikasi sosial dengan sengaja yang kedua yaitu economic stratification. Masyarakat dalam mendapatkan penghasilan sangatlah berbeda, ini disebabkan karena pekerjaan atau profesi yang dimiliki setiap masyarakat berbeda-beda. Mulai dari petani, nelayan, kuli bangunan, sampai pegawai negeri mendapatkan penghasilan yang berbeda. Penghasilan masyarakat yang berbeda-beda ini membuat adanya kelas sosial, seperti kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.

Konsep tentang golongan sosial bergantung pada pandangan atau cara seseorang dalam menentukan golongan sosial. Maka untuk menentukan stratifikasi sosial dapat diikuti dengan tiga metode yaitu metode obyektif, metode subyektif, dan metode reputasi. Stratifikasi sosial dengan metode obyektif ini dapat dilihat dengan jumlah pendapatan jenis pendidikan dan lama atau tingginya suatu pendidikan. Metode kedua yaitu metode subyektif. Stratifikasi sosial dengan metode subyektif ini dirumuskan melalui sudut pandang anggota masyarakat, dimana hanya masyarakat yang dapat menilai dirinya dalam kategori hierarki kedudukan bermasyarakat. Metode terakhir yaitu metode reputasi yang dikembangkan oleh W. Lioyd Warner Cs.  Stratifikasi sosial dengan metode ini dapat dirumuskan dengan bagaimana anggota masyarakat menempatkan dirinya dalam stratifikasi sosial tersebut. 

Dengan adanya metode-metode ini tidak bermaksud untuk mencari perbedaan-perbedaan status atau kekuasaan dalam masyarakat. Mungkin dengan adanya berbagai macam masyarakat di luar sana dalam menentukan stratifikasi sosial tidak menggunakan ketiga metode ini. Maka untuk mengadakan perbandingan stratifikasi sosial dalam berbagai macam masyarakat itu tidaklah mudah.

Stratifikasi sosial di lihat dari segi sifat memiliki beberapa bentuk, yaitu :

a. Stratifikasi sosial terbuka

b. Stratifikasi sosial tertutup

c. Startifikasi sosial campuran.

Stratifikasi sosial terbuka yaitu masyarakat diberi kesempatan untuk berproses agar bisa menaikan tingkatannya, masyarakat berproses dari yang awalnya berada di lapisan bawah dengan dia berusaha lebih giat maka ia bisa menduduki lapisan teratas. Hal ini menyebabkan anggota masyarakat dapat berpindah-pindah tingkatan. Contohnya dalam bidang pendidikan, jabatan seseorang, kekayaan atau penghasilan seseorang.

Dalam bidang jabatan. Seseorang yang ingin naik jabatan atau ingin menduduki posisi tertinggi dalam suatu perusahaan. Maka proses yang ia lakukan dapat berupa tekun atau ulet dalam melakukan pekerjaannya tersebut, tepat waktu dalam menuju kantor, memiliki sikap disiplin, mampu berbicara atau menyampaikan ide yang kreatif, apabila dalam perusahaan terdapat masalah, maka kita bisa memberikan solusi terbaik. Kemudian stratifikasi sosial tertutup. Tertutup maksudnya disini ialah memberi batasan yang memungkinkan pindahnya lapisan satu kelapisan lain. Contoh adanya kasta dalam agama hindu, adanya keluarga ningrat atau darah biru dalam daerah jawa, dan adanya marga dalam kalangan arab, Maka seorang rakyat biasa atau anak desa tidak mungkin menikah dengan orang yang memiliki kasta tersebut karena orang yang memiliki kasta tersebut akan menjaga kastanya agar tetap ada dalam dirinya.
Bentuk stratifikasi sosial yang terakhir yaitu stratifikasi sosial campuran. Campuran disini adalah perpaduan antara stratifikasi sosial terbuka dan tertutup. Contohnya yaitu di Bali. Seseorang yang memiliki kasta brahmana, menurut orang bali atau agama hindu kasta brahmana merupakan kasta tertinggi. Namun semisal ia pindah ke luar bali, menjadi seorang petani, maka kasta tersebut tidak berfungsi atau tidak berlaku lagi karena ia memperoleh kedudukan rendah dan harus menyesuakan diri dengan lingkungan tempat ia tinggal.

Selain stratifikasi sosial memiliki beberapa bentuk, stratifikasi sosial juga memiliki beberapa unsur yaitu :

a. Kedudukan.

Posisi seseorang dalam tingkatan sosial atau masyarakat

b. Peran

Suatu tingkah laku yang diharapakan dalam masyarakat atau dalam tingkatan sosial tertentu.

Menurut proses perkembangannya kedudukan terbagi menjadi tiga yaitu ascribe status, achived status, dan assigned status. Ascribe status merupakan kedudukan yang  dimana cara memperolehnya itu melalui kelahiran atau didapatkan sejak lahir contohnya yaitu jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan masih banyak lagi. Ascribe status ini bisa menjadi sistem pelapisan yang tertutup maksudnya lapisan ini mengacu pada rasialisme atau nenekankan pada perbedaan sosial dan budaya antar  ras. Dan ascribe status ini bisa menjadi lapisan sosial yang tebuka, misalnya adanya seorang laki-laki dan perempuan dalam satu keluarga tetapi berbeda kedudukannya. Selanjutnya yaitu achived status, yaitu adanya kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha yang disengaja. Berbeda dengan scribe status yang berdasarkan kelahiran, archived status ini bersifat terbuka atau kedudukan ini boleh diraih oleh siapa saja yang terpenting ia mempunyai tujuan atau kemampuan yang bisa di andalkan serta mampu menuntun ia untuk meraih kedudukan tersebut. Contohnya adalah apabila seseorang ingin menjadi dokter, maka ia harus menekuni dunia kedokteran supaya ia mendapatkan kedudukan tersebut. Unsur kedudukan yang terakhir yaitu assigned status. Kedudukan ini diberikan karena adanya alasan-alasan tertentu, contohnya orang-orang yang berjasa dalam daerah atau masyarakat tertentu. Akan tetapi kedudukan ini diberikan tanpa adanya kewajiban atau beban tertentu tetapi akan mendapatkan fasilitas, dimana fasilitas tersebut tidak diberikan oleh kebanyakan orang. Contohnya didalam sebuah pedesaan, terdapat gelar yaitu lurah hormat. Seseorang mendapat gelar tersebut karena ia adalah orang yang berjasa dalam desa tersebut atau merupakan mantan pemuka desa yang sangat membantu memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan desa.

Unsur startifikasi yang kedua tadi yaitu peranan (role). Peran bersifat dinamis dari kedudukan, maksudnya adalah apabila seseorang melakukan kewajiban atau haknya maka orang itu telah dinyatakan menjalankan perannya. Unsur-unsur stratifikasi ini saling berkesinambungan, antara kedudukan dan peran saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Terdapat perbedaan dari kedua unsur tersebut yaitu dalam segi prosesnya, harus ada kedudukan terlebih dahulu kemudian peran mengikuti kedudukan tersebut. Dan keadaan ini tidak bisa diubah. Peran atau role ini mencakup 3 hal penting :

a. Peranan yang berkaitan dengan norma, dimana norma tersebut berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang di dalam masyarakat.

b. Peranan merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang sebagai organisasi dalam kehidupan bermasyarakat. 

c. Peranan merupakan perilaku yang sangat penting dalam bagian-bagian sosial.

Dalam kehidupan masyarakat adanya peran yang melekat dalam setiap individu merupakan hal terpenting karena didalamnya mencakup beberapa hal seperti dalam struktur masyarakat hendak mempertahankan keberlangsungannya maka peran-peran tertentu harus dilakukan. Selain itu masyarakat memberikan peran kepada setiap individu yang mampu atau sanggup melaksanakan perananya, terkadang didalam masyarakat tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat beberapa orang yang ketika ia diberi peran maka ia tidak mampu untuk melaksankan peranannya oleh karena itu maka apabila ia sedang melakukan peran tersebut dibutuhkan pengorbanan yang besar.

4. Pengaruh stratifikasi sosial dalam terhadap masyarakat.

Stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat sangatlah berpengaruh. Pengaruh atau dampaknya pun memiliki plus minus masing-masing. Adapun dampak positif adanya stratifikasi ini adalah mendorong individu untuk  berprestasi dan bekerja keras apabila ia ingin menaikan kastanya, dan yang kedua yaitu meningkatkan pemerataan pembangunan di setiap daerah baik melalui usulan masyarakat atau usulan pemerintah guna menghilangkan kesenjang-kesenjangan sosial. Dampak negatif adanya stratifikasi sosial yaitu munculnya konflik-konflik dalam bersosial sebab adanya lapisan atau ukuran kekuasaan dan pendidikan. Contohnya yaitu para buruh melakukan demo meminta kenaikan upah. Selain itu adanya konflik antara generasi tua dan generasi muda, dimana generasi tua ingin mempertahankan nilai atau kondisi adat lama sedangkan generasi muda ingin mengadakan perubahan.

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat kriteria yang digunakan untuk menggolongkan tiap orang atau adanya lapisan sosial yang tolak ukurnya berupa kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan kehormatan yang dimilikinya. Maka dapat disimpulkan bahwa yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat yaitu stratifikasi atau lapisan sosial, contohnya yaitu perbedaan gaya hidup.
Pengaruh stratifikasi sosial dalam masyarakat juga terlihat dalam segi sikap. Adanya kekuasaan, privilese dan prestise menyebabkan perbedaan sikap oleh orang-orang yang berada dalam strata sosial tersebut. Dalam lingkungan masyarakat pun telah terlihat adanya lapisan-lapisan yang disebabkan karena ukuran kekayaan yang dimiliki tetangaa satu dengan yang lainnya.

Meskipun startifikasi sosial memiliki pengaruh atau dampak yang positif dan negatif dalam masyarakat, tetapi stratifikasi sosial ini di perlukan dalam sosial masyarakat. Pada dasarnya masyarakat memiliki cita-cita yaitu adanya perbedaan kedudukan dan peran dalam masyarakat tetapi cita-cita tersebut selalu berlainan. 

Masyarakat harus menempatkan individu-individu kedalam struktur soial dan menjalankan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan struktur sosialnya tersebut. Dengan demikian, menyebabkan dua persoalan. Yaitu harus menempatkan individu-individu, dan harus mendorong individu tersebut melakukan kewajibannya.
Apabila kewajiban tersebut telah sesuai dengan apa yang individu-indivu inginkan, maka tidak akan mendapatkan kesulitan dalam menjalankan kewajiban sesuai dengan penempatan tersebut. Namun kenyataan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Melaksanakan kewajiban sesuai dengan tempat yang diberikan individu atau sesuai dengan peranannya memerlukan kemampuan-kemampuan dan latihan tertentu. Maka tidak dapat kita hindari bahwa masyarakat harus membalas jasa individu yang telah ditunjuk tadi guna mendorong individu untuk melakasnakan kewajibannya tersebut. Balas jasa tersebut dapat berupa hak-hak yang secara tidak langsung berhubungan dengan kedudukan dan peranan individu tersebut.

Maka dapat disimpulkan, adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat tersebut diperlukan karena dapat memecahkan persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat yaitu peranan yang tersedia dalam struktur sosial serta mendorong agar melakukan kewajiban sesuai dengan fungsi dan peranannya. Adanya peran atau kedudukan yang di anggap tinggi oleh sejumlah masyarakat merupkan kedudukan dan peran yang dianggap penting dan memerlukan kemampuan yang dapat di andalkan serta latihan-latihan yang maksimal..

Lihat apa yang dibicarakan jangan lihat siapa yang berbicara✨ Terimakasih, semoga bermanfaat🙏🏻

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun