Mohon tunggu...
Sabila Qoyyimah
Sabila Qoyyimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Kemampuan Dasar Komunikasi bagi Perawat sebagai Aksi Profesionalisme dalam Keperawatan

19 Desember 2022   17:40 Diperbarui: 19 Desember 2022   17:58 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

Dunia kesehatan erat kaitannya dengan komunikasi sebagai penghubung antara tenaga kesehatan kepada klien begitu pula dengan perawat yang frekuensi bertemu klien terhitung lebih intens. Pada umumnya, komunikasi dalam keperawatan merupakan salah satu kunci kesuksesan untuk mencapai kesejahteraan klien. Kemampuan komunikasi setiap perawat akan mempengaruhi kualitas interaksi antara klien, rekan  sejawat, bahkan rekan antar profesi. Komunikasi yang berlangsung dapat menimbulkan berbagai makna tergantung pada persepsi setiap individu. Dengan demikian, perawat membutuhkan kemampuan dasar berkomunikasi yang baik secara menyeluruh sebagai bentuk perwujudan dari nilai dan sikap profesionalisme dalam keperawatan saat bekerja.

Komunikasi dikatakan berlangsung saat terjadinya interaksi antar individu dengan individu satu lainnya atau lebih. Kata komunikasi didefinisikan oleh Edward Depari, yaitu komunikasi merupakan kegiatan mengutarakan pesan antara pemberi dan penerima pesan melalui lambang dengan makna tersendiri (Caropeboka, 2017 dalam Melinda et al., 2022). Berdasarkan KBBI (2016), komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan yang mampu dipahami oleh kedua belah pihak tersebut. Dalam bidang keperawatan, komunikasi merupakan kegiatan krusial karena berpengaruh terhadap pembangunan hubungan perawat dengan klien. Kelancaran keberlangsungan komunikasi dalam keperawatan tergantung pada kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan klien, rekan sejawat, dan rekan antar profesi. Semakin baik kemampuan komunikasi seorang perawat, maka akan semakin terlihat pula nilai profesionalisme dari dalam dirinya.

Kemampuan berkomunikasi saat memberikan asuhan keperawatan termasuk luaran dari hasil pemikiran kritis seorang perawat. Melalui komunikasi, perawat dapat mengumpulkan dan menganalisis data, menetapkan diagnosa keperawatan, merancang intervensi, mengmplementasikan intervensi, dan mengevaluasi asuhan keperawatan dengan baik, efisien, dan tepat sasaran (Pieter, 2017). Tujuan utama komunikasi yang dilakukan perawat semata-mata hanya untuk kesembuhan dan kesejahteraan klien. Hal ini juga membutuhkan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sehingga perawat dituntut agar mampu menjalin komunikasi dan membangun hubungan yang baik dengan klien, rekan sejawat, dan rekan antar profesi.

Teknik dasar perawat berkomunikasi ialah menggunakan komunikasi terapeutik. Teknik ini sudah familiar dalam dunia kesehatan dan keperawatan yang dilakukan dengan metode wawancara sebagai komunikasi verbal, serta komunikasi non-verbal seperti sentuhan, posisi sejajar, mempertahakan kontak mata, dan mendengarkan. Tujuan komunikasi terapeutik kepada klien adalah membantu klien memvalidasi perasaan dan pikirannya untuk mengurangi beban terkait masalah kesehatan yang sedang dihadapinya (Melinda et al., 2022). Dengan begitu, perawat dapat menjalin hubungan dan mengetahui kebutuhan klien untuk membuat perencanaan intervensi yang efektif. Sedangkan, komunikasi terapeutik kepada rekan sejawat dan rekan antar profesi adalah berfokus pada penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Kemampuan berkomunikasi disini berperan penting dalam pemecahan suatu masalah kesehatan yang dihadapi oleh klien berdasarkan kinerja rekan sejawat dan rekan antar profesi Kolaborasi dan kerja sama yang baik dan seimbang sangatlah dibutuhkan dalam situasi ini.

Perawat profesional akan bersikap dan mengedepankan nilai-nilai profesionalisme dalam keperawatan saat bekerja. Namun, tidak semua klien sama, melainkan setiap klien adalah unik dan kebutuhannya pun berbeda-beda sehingga diperlukan juga kesesuaian bentuk dan metode komunikasi terhadap masing-masing klien (Pieter, 2017).  Mengingat banyaknya individu yang berasal dari berbagai pendidikan, budaya, suku, dan agama (Milyane et al, 2022). Hal ini dapat menghasilkan berbagai persepsi klien sebagai individu yang beraneka ragam. Pada saat seperti inilah peran perawat dibutuhkan untuk menyamakan persepsi klien dengan menggunakan kemampuan dasar komunikasi yang efektif, efisien, dan tepat sasaran.

Tindakan yang mampu meningkatkan kemampuan dasar komunikasi seorang perawat agar menjadi sosok profesional dapat dilakukan dengan cara memahami diri sendiri terlebih dahulu. Hal ini akan sangat membantu perawat untuk memulai sebuah komunikasi dalam keperawatan. Mengenali dan menerima sendiri dapat menimbulkan adanya hubungan setara perawat dengan klien dan memudahkan adanya sikap saling menolong satu sama lain sebagai sesama manusia (Marpaung & Zendrato, 2022).  Dengan memahami diri sendiri, perawat akan lebih mudah untuk mengasah kemampuan dasar berkomunikasi sebelum bertemu dengan klien, rekan sejawat, dan rekan antar profesi. Hal ini mendorong perawat untuk mengimplementasikan bagaimana diri ingin diperlakukan sehingga komunikasi akan berlangsung tanpa menyinggung pihak lain. Selain itu, penggunaan refleksi diri juga diyakini memiliki dampak terhadap peningkatan kemampuan dasar komunikasi perawat kepada klien (Marpaung & Zendrato, 2022). Refleksi diri membuat perawat menelaah satu per satu kejadian, menganalisis perasaan, mengevaluasi diri, dan merencanakan tindak lanjut kedepannya untuk memperbaiki hal-hal yang belum baik.

Kemampuan dasar komunikasi perawat sangatlah penting sebagai bentuk profesionalisme dalam keperawatan. Dengan menguasai dasar-dasar berkomunikasi, perawat akan memaksimalkan tugas dan tanggung jawabnya saat berhadapan dengan klien, rekan sejawat, dan rekan antar profesi. Kesejahteraan klien pun dapat dicapai secara efektif, efisien, dan tepat sasaran. Oleh karena itu, sudah seharusnya seorang perawat untuk senantiasa upgrade kemampuan diri sehingga sikap profesionalisme dalam keperawatan yang dimilikinya pun semakin terlihat dan tentunya berkualitas.

Kepustakaan

KBBI. (2016). Arti “Komunikasi.” https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/komunikasi

Marpaung, Y. M., & Zendrato, M. L. (2022). Komunikasi dalam Keperawatan. CV. Pena Persada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun