Pantai Pangandaran menjadi salah satu objek wisata yang selalu dipadati oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Tidak jauh dari Pantai Pangandaran, terdapat salah satu pantai yang mungkin masih terdengar asing oleh orang-orang. Ya, Pantai Batu Karas.Â
Pantai ini terletak 40 km dari Pangandaran dengan jarak tempuh 45 menit menggunakan kendaraan pribadi. Walaupun untuk tingkat keramaian masih jauh dari Pantai Pangandaran, pantai ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.Â
Bila dibandingkan dengan Pangandaran, pantai ini relatif sunyi, tenang dan alami. Tempat ini juga dapat menjadi alternatif liburan yang cocok bagi keluarga yang membawa lansia atau anak-anak karena dapat dibilang aman dan penuh ketenangan. Hotel dan penginapan pun tersedia dengan kisaran harga bervariasi namun masing terjangkau.Â
Sebagian besar penduduk lokal berprofesi sebagai nelayan yang setiap harinya membawa hasil laut seperti udang, kepiting, dan ikan segar yang akan mudah ditemui di sepanjang jalan dengan harga terjangkau.Â
Ada beberapa tempat pelelangan ikan yang selalu dipenuhi baik oleh wisatawan maupun warga lokal yang biasanya memiliki warung makan. Namun, tempat pelelangan ini seringkali tutup jika para nelayan tidak mendapatkan tangkapan yang banyak.Â
"Saya tiap pagi selalu nunggu nelayan dateng untuk beli ikan. Tapi kalau musim liburan apalagi lebaran kaya gini, saya sering kalah sama pendatang yang udah booking duluan ke nelayan" ucap Ibu Aah, penjual warung makan dan eceran ikan segar.Â
Uniknya, para penjual eceran ikan ini pun mengambil stok langsung dari para nelayan dengan memberikan 'tip' paling besar agar lebih dulu mendapatkan stok dari nelayan.
Pantai ini terkenal dengan ombaknya yang cukup besar dan sering dijadikan arena surfing oleh para surfer baik itu lokal maupun mancanegara. "Bukan cuma lokal aja, sih. Bule-bule banyak yang surfing kesini, misalnya dari Amerika. Malahan, katanya Batu Karas jadi tempat favorit mereka buat surfing" ujar Rifki, pecinta surfing dan anggota komunitas surfing Batu Karas. Tidak heran, Pantai ini sering direkomendasikan sebagai arena berselancar oleh para surfer dan cocok bagi pemula yang ingin belajar surfing.Â
Menurut Rifki yang sudah menyewakan papan selancar kepada pengunjung Batu Karas selama 8 tahun ini menyatakan bahwa terdapat beberapa perbedaan signifikan yang Ia rasakan ketika hari biasa dengan libur panjang khususnya libur lebaran.Â
"Wah beda banget! Kan Batu Karas mah emang sepi ya kalau dibandingin Pangandaran, jadi pas libur lebaran kaya gini lumayan lah pendapatan jadi naik. Apalagi banyak yang penasaran sama surfing, jadi saya juga suka bantu ngajarin. Oh iya, kalau bukan musim liburan biasanya pengunjung ga sampe puluhan, tapi kalau libur lebaran gini bisa ratusan bahkan ribuan!" lanjut Rifki.
Bertambahnya pengunjung selama libur lebaran ini tidak jauh dari bertambahnya juga permasalahan sampah. "Ya namanya juga liburan, sampah mah pasti nambah. Tapi kami sebagai komunitas surfer yang memang tinggal disini sama pedagang lainnya merasa ini tanggung jawab kami juga untuk membersihkan pantai." ujar Bang Jon, pecinta surfing lainnya.Â
Menurut pengakuannya, banyak pengunjung yang sudah sadar akan sampah dan lingkungan sekitarnya. Namun, lebih banyak lagi pengunjung yang masih buang sampah sembarangan dan 'kurang peduli' akan lingkungan pantai Batu Karas.
Dibalik keindahan dari Pantai Batu Karas, terdapat sejarah atau asal-usul yang menarik. Disebutkan pada zaman dahulu kala, ada seorang yang sedang merantau bernama Rd Raja Katomas beserta istrinya yang bernama Masimah. Mereka berdua pergi merantau ke daerah Bojong Loa, lalu Bojong Genteng, dan ke pesisir pantai. Ketika sampai di daerah pesisir pantai, mereka kebingungan untuk memberi nama daerah tersebut.Â
Lalu, karena daerah pesisir pantai tersebut dikatakan "Waraas" oleh Rd Raja Katomas yang artinya tinggal wass, akhirnya daerah tersebut diberi nama "Batu Karas".Â
Menurut penduduk desa setempat, diberi nama "Batu karas" dikarenakan berasal dari kata batu dan karas yang artinya batu yang keras. Batu tersebut berada di pesisir pantai dan dapat dilihat sampai saat ini.
Selain daya tarik akan ombak yang cocok untuk surfing serta pantai yang masih asri, Batu Karas juga menyediakan aktivitas olahraga air seperti banana boat dan uvo boat yang dapat memacu adrenalin.Â
Selain berbagai wahana yang disebutkan, wisatawan juga dapat mencoba kegiatan  memancing di daerah Batu Payung, sebelah barat pantai. Untuk menuju kesana dapat diakses menggunakan perahu sewaan yang ada di sekitar pantai.Â
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pantai Batu Karas, ada tiket masuk yang harus dibayarkan di pintu masuk. Untuk harga tiket dikenakan sebesar Rp10.000 per orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H