Mohon tunggu...
Sabila Putri Afifah
Sabila Putri Afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik yang lagi nyari hobi baru

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pantai Batu Karas, Pantai Sepi Incaran Wisatawan

16 April 2024   23:29 Diperbarui: 16 April 2024   23:51 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Pantai Batu Karas H+6 Lebaran | Foto: Sabila Putri

"Wah beda banget! Kan Batu Karas mah emang sepi ya kalau dibandingin Pangandaran, jadi pas libur lebaran kaya gini lumayan lah pendapatan jadi naik. Apalagi banyak yang penasaran sama surfing, jadi saya juga suka bantu ngajarin. Oh iya, kalau bukan musim liburan biasanya pengunjung ga sampe puluhan, tapi kalau libur lebaran gini bisa ratusan bahkan ribuan!" lanjut Rifki.

Bertambahnya pengunjung selama libur lebaran ini tidak jauh dari bertambahnya juga permasalahan sampah. "Ya namanya juga liburan, sampah mah pasti nambah. Tapi kami sebagai komunitas surfer yang memang tinggal disini sama pedagang lainnya merasa ini tanggung jawab kami juga untuk membersihkan pantai." ujar Bang Jon, pecinta surfing lainnya. 

Menurut pengakuannya, banyak pengunjung yang sudah sadar akan sampah dan lingkungan sekitarnya. Namun, lebih banyak lagi pengunjung yang masih buang sampah sembarangan dan 'kurang peduli' akan lingkungan pantai Batu Karas.

Kondisi Pantai Batu Karas H+6 Lebaran | Foto: Sabila Putri
Kondisi Pantai Batu Karas H+6 Lebaran | Foto: Sabila Putri

Dibalik keindahan dari Pantai Batu Karas, terdapat sejarah atau asal-usul yang menarik. Disebutkan pada zaman dahulu kala, ada seorang yang sedang merantau bernama Rd Raja Katomas beserta istrinya yang bernama Masimah. Mereka berdua pergi merantau ke daerah Bojong Loa, lalu Bojong Genteng, dan ke pesisir pantai. Ketika sampai di daerah pesisir pantai, mereka kebingungan untuk memberi nama daerah tersebut. 

Lalu, karena daerah pesisir pantai tersebut dikatakan "Waraas" oleh Rd Raja Katomas yang artinya tinggal wass, akhirnya daerah tersebut diberi nama "Batu Karas". 

Menurut penduduk desa setempat, diberi nama "Batu karas" dikarenakan berasal dari kata batu dan karas yang artinya batu yang keras. Batu tersebut berada di pesisir pantai dan dapat dilihat sampai saat ini.

Selain daya tarik akan ombak yang cocok untuk surfing serta pantai yang masih asri, Batu Karas juga menyediakan aktivitas olahraga air seperti banana boat dan uvo boat yang dapat memacu adrenalin. 

Selain berbagai wahana yang disebutkan, wisatawan juga dapat mencoba kegiatan  memancing di daerah Batu Payung, sebelah barat pantai. Untuk menuju kesana dapat diakses menggunakan perahu sewaan yang ada di sekitar pantai. 

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pantai Batu Karas, ada tiket masuk yang harus dibayarkan di pintu masuk. Untuk harga tiket dikenakan sebesar Rp10.000 per orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun