Mohon tunggu...
Sabila Hayuningtyas
Sabila Hayuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030109

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030109

Selanjutnya

Tutup

Film

Sundance Film Festival 2021 akan Diadakan di Indonesia

16 Maret 2021   18:17 Diperbarui: 16 Maret 2021   18:38 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
secureservercdn.net

Senin, 15 Maret 2021. IDN Media secara resmi mengabarkan bahwa Festival Film Sundence akan diselenggarakan di Indonesia. Dengan beredarnya kabar ini para warganet memberikan tanggapan yang beragam, dan tak disangka rupanya masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang mengenal tentang apa itu Festival Film Sundance, bahkan beberapa dari mereka mengira festival ini memiliki keterkaitan dengan suku Sunda. Mendengar kata "Sundance" bayangan sebagian orang awam adalah sebuah acara yang dipenuhi dengan berbagai kesenian khususnya film yang mengangkat kebudayaan Sunda, padahal tidak sama sekali.

Lalu, sebenarnya apa, sih, Festival Film Sundance itu?

Festival Film Sundance adalah salah satu acara paling bergengsi bagi para sineas dan para pecinta film di berbagai dunia di mana tujuan diselenggarakannya festival ini adalah untuk mengapresiasi, mendukung sekaligus mempromosikan film-film serta memberikan penghargaan kepada para sineas dengan menampilkan film-film terpilih, khususnya pada film independen.

Ya, bisa dibilang festival ini cukup dianggap bergengsi dan keren bagi para pembuat maupun pecinta film. Akan tetapi, jangan salah, meski terbilang bergengsi, Sundance juga memberikan kesempatan serta peluang sebesar-besarnya bagi para pembuat film untuk mengirimkan hasil karyanya pada setiap tahunnya, jadi siapapun para pembuat film bisa mengikuti festival ini, tak hanya bintang-bintang ternama saja.

Dengan persaingannya yang cukup ketat, beberapa film yang ditampilkan di dalam festival ini akan mudah mencuri perhatian khalayak ramai dan sudah dapat dipastikan pula bahwa film-film yang terpilih di festival ini sudah dijamin memiliki kualitas yang sangat baik, maka, tak heran hampir sekitar 80 persen film yang ditampilkan pada festival ini berhasil dilirik oleh sejumlah investor.

Festival film yang hampir setiap tahunnya diselenggarakan di Amerika Serikat, kini mulai hadir di Asia khususnya Indonesia dengan kolaborasi antara Sundence Institute dan XRM Media. Ya, negara kita mendapat kesempatan menyelenggarakann festival film ini untuk pertama kalinya di Asia.

Pada awalnya Festival Film Sundance ini rencananya akan digelar pada tanggal 28 Januari hingga 27 Febuari 2021 namun karena maraknya kasus COVID-19 rencana ini menjadi diundur. Hingga akhirnya sampai saat ini masih belum pasti mengenai kapan Festival Film Sundance akan digelar, yang pasti untuk tahun ini festival ini akan diselenggarakan di Indonesia, tepatnya  di Jakarta pada pertengahan 2021. Kemudian, di tahun-tahun berikutnya festival ini juga diselenggarakan di beberapa negara Asia lainnya.

Melalui sejumlah program yang ditawarkan seperti labs, grant, finding, dan masih banyak lagi, Sundance Institute mengaku acara ini adalah bentuk dukungannya kepada para komunitas pembuat film independen. Bahkan tak hanya film-film independen yang ada di Asia saja, melainkan juga film-film pilihan dari Sundance yang nantinya ikut ditampilkan.

Dan tahukah kalian bahwa beberapa film karya anak bangsa juga pernah masuk nominasi di Festival Film Sundance. Berikut sederet film Indonesia yang berhasil masuk ke dalam Sundance Festival.

1. Tak Ada yang Gila di Kota Ini

Film pendek karya Wregas Bhuteja yang berjudul Tak Ada yang Gila di Kota Ini, merupakan sebuah film pendek yang diadaptasi dari beberapa cerita pendek karya seorang penulis bernama Eka Kurniawan. Wregas yang sebelumnya pernah merilis film pendek berjudul Lemantun pada tahun 2014 akhirnya berkesempatan untuk mempromosikan karyanya di sebuah festival bergengsi ini dengan berhasilnya masuk ke dalam nominasi "Short Film Grand Jury Prize" di sebuah festival yang diselenggarakan pada Febuari tahun lalu. Film yang memiliki durasi sekitar 20 menit ini memang layak masuk ke dalam nominasi festival bergengsi sekelas Festival Film Sundance, sebab sebelumnya, pada tahun 2019 film ini pun sudah berhasil memenangkan Piala Citra Festival Film Indonesia.

Pada film ini Wregas menceritakan tentang kehidupan petugas hotel bernama Marwan yang diperankan oleh Oka Antara, sosok Marwan disini kerap diperintah oleh seorang pemilik hotel besar untuk menyingkirkan orang-orang gila atau orang-orang yang dianggap memiliki gangguan kejiwaan. Marwan bersama teman-temannya mengumpulkan orang-orang gila yang berkeliaran di sekitaran jalan raya dekat hotel, kemudian ia membuangnya ke hutan. Hal itu dilakukan demi memberikan kenyamanan kepada para pengunjung hotel.

Sampai suatu ketika satu dari empat orang gila yang dibuang oleh Marwan ternyata adalah kekasih Marwan sendiri yang diperankan oleh Sekar Sari. Dan tak disangka, rupanya Marwan tak membiarkan kekasihnya untuk mati begitu saja di hutan, akan tetapi Marwan memiliki rencana yang tak terduga. Di hutan, Marwan bersama kekasihnya memiliki sebuah bisnis gelap yaitu mengeksploitasi beberapa orang gila yang dibiarkan telanjang sebagai bahan tontonan para turis hingga akhirnya bisnis tersebutlah yang kemudian menjadikan Marwan dan kekasihnya sukses.

2. Perempuan Tanah Jahannam

Perempuan Tanah Jahanam merupakan salah satu film panjang yang rilis di tahun 2019. Film ini adalah film horror hasil garapan dari seorang sutradara yang bernama Joko Anwar. Dari kehebatannya Joko Anwar berhasil membawa karyanya ke sebuah festival film bergengsi yaitu Sundance Festival pada tahun 26 Januari 2020 dalam kategori "midnight".

Di dalam film ini Joko Anwar menceritakan kisah dua sahabat yang bekerja sebagai kasir penjaga gerbang tol bernama Maya (yang diperankan oleh Tara Basro) dan Dini (yang diperankan oleh Marisa Anita). Maya hidup sebatang kara di Jakarta, sejak kecil ia tidak pernah tahu di mana keberadaan orang tuanya, baginya Dini adalah satu-satunya yang paling penting di hidupnya. Hingga suatu hari, Maya menemukan informasi bahwa dirinya memiliki peninggalan rumah di Desa Harjosari. Maya pun mengajak Dini untuk mengunjungi rumah tersebut dengan harapan rumah tersebut akan menjadi harta yang berharga baginya. Sesampainya di desa tersebut Maya dan Dini banyak mendapatkan hal-hal yang janggal dan menyeramkan yang mengancam nyawanya.

3. What They Don't Talk About When They Talk About Love

Film ini merupakan hasil karya dari seorang sutradara wanita bernama Mouly Surya, yang kemudian rilis di tahun 2013. Di tahun itu pula, film ini berhasil menjadi film Indonesia yang pertama kali mengikuti kompetisi bergengsi yaitu Sundance Festival. Melalui film ini Mouly Surya mengangkat kisah dari anak-anak berkebutuhan khusus yang saling jatuh cinta antar satu sama lain.

Karina Salim yang memerankan sosok Diana digambarkan sebagai siswa penyandang low vision impairment yang jatuh cinta kepada teman sekelasnya yaitu Andika (diperankan oleh Anggun Priambodo) yang kebetulan adalah penyandang tuna netra. Dengan kepolosannya tersebut Diana berusaha mendekati Andika dan mencari hal-hal yang disukai Andika demi mendapatkan perhatiannya. Ya, meskipun Diana berkebutuhan khusus tapi ia tetap ingin dilihat sebagai seorang 'perempuan' pada umumnya yang layak dicintai, hal ini dilihat dari berbagai upaya yang dilakukannya.

Hal lain pun dialami oleh Fitri (yang diperankan oleh Ayushita) teman dekat Diana yang merupakan penyandang tuna netra. Diam-diam Fitri berhasil membuat seorang anak pedagang di sekolahnya yang bernama Edo (yang diperankan oleh Nicholas Saputra) jatuh cinta kepadanya, dan kebetulan Edo adalah seorang pria penyandang tuna rungu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun