Mohon tunggu...
Sabila bila
Sabila bila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya menonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Membangun Generasi Sehat, Strategi Efektif dalam Penanggulangan Wasting di Daerah Terpencil

21 Agustus 2024   12:05 Diperbarui: 21 Agustus 2024   12:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wasting, atau kondisi gizi buruk yang ditandai dengan berat badan rendah dibanding tinggi badan, merupakan masalah kesehatan serius yang banyak ditemukan di daerah terpencil. Wasting pada anak-anak adalah masalah kesehatan yang mendesak dan kompleks yang memerlukan perhatian serius dari pembuat kebijakan dan pelaksana program. Ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan untuk mengurangi dan mempertahankan angka wasting pada anak hingga kurang dari 5%. Pertama, pentingnya intervensi yang tepat waktu dan efektif. Kedua, pendekatan multisektoral untuk pencegahan dan pengobatan. Ketiga, tantangan dalam pengukuran dan pelaporan. Keempat, investasi dalam sistem kesehatan dan riset.

Salah satu penyebab utama wasting adalah kurangnya akses terhadap pangan bergizi. Di daerah terpencil, masyarakat sering kali mengalami keterbatasan akses terhadap bahan makanan yang berkualitas. Keterbatasan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infrastruktur yang buruk, distribusi pangan yang tidak merata, dan kemiskinan yang tinggi. Masyarakat di daerah terpencil sering kali mengandalkan bahan pangan lokal yang ketersediaannya terbatas dan sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi harian. Hal ini diperparah oleh kurangnya pasar yang menyediakan makanan bergizi dengan harga yang terjangkau.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan organisasi non-pemerintah perlu bekerja sama dalam memperluas akses terhadap pangan bergizi di daerah terpencil. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memperbaiki infrastruktur jalan dan transportasi. Dengan adanya jalan yang baik, distribusi bahan pangan ke daerah terpencil menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga masyarakat dapat mengakses pangan bergizi dengan lebih mudah. Selain itu, pemerintah dapat menyediakan program subsidi pangan atau bantuan pangan langsung kepada keluarga yang rentan. Program seperti ini telah berhasil diterapkan di berbagai negara berkembang, seperti program bantuan pangan di Ethiopia yang berhasil menurunkan angka wasting secara signifikan.

Di banyak daerah terpencil, pola makan yang tidak seimbang dan praktik pemberian makanan yang tidak tepat pada bayi dan anak kecil sering terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai pentingnya gizi seimbang. Misalnya, beberapa komunitas mungkin memiliki kebiasaan memberi makanan padat terlalu dini atau, sebaliknya, menunda pemberian makanan padat yang tepat untuk usia anak. Kebiasaan ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Oleh karena itu, edukasi gizi menjadi langkah penting dalam penanggulangan wasting. Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan melibatkan kader kesehatan lokal yang dilatih secara khusus untuk memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada keluarga. Kader-kader ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memantau praktik pemberian makan dan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak. Selain itu, pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dalam bidang pertanian dan pengolahan pangan juga dapat menjadi solusi jangka panjang. Dengan memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk menghasilkan dan mengolah pangan sendiri, masyarakat di daerah terpencil dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarganya. Pelatihan ini dapat mencakup teknik bercocok tanam yang lebih efisien, penggunaan lahan yang optimal, serta pengolahan bahan pangan agar lebih bernutrisi.

Di daerah terpencil, akses terhadap layanan kesehatan sering kali terbatas. Banyak keluarga yang harus menempuh jarak yang jauh dan biaya yang tinggi untuk mengakses layanan kesehatan yang memadai. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu mengembangkan dan memperluas program-program kesehatan yang berfokus pada pemantauan status gizi anak-anak. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah pendirian posyandu keliling atau layanan kesehatan mobile yang menjangkau daerah-daerah terpencil. Layanan ini dapat memberikan pemantauan kesehatan secara berkala dan memberikan intervensi dini, seperti pemberian makanan terapeutik atau suplementasi gizi bagi anak-anak yang menunjukkan gejala wasting. Selain itu, pelatihan tenaga kesehatan lokal untuk dapat melakukan pemantauan status gizi dan memberikan intervensi dasar juga sangat diperlukan. Tenaga kesehatan lokal yang terlatih dapat bertindak sebagai ujung tombak dalam mengidentifikasi kasus-kasus wasting dan memberikan penanganan awal yang sesuai.

Penanggulangan wasting di daerah terpencil memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, yang mencakup perluasan akses terhadap pangan bergizi, edukasi gizi dan pemberdayaan masyarakat, serta pemantauan kesehatan dan intervensi dini. Upaya-upaya ini harus melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal, guna menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang sehat. Dengan strategi yang tepat, kita dapat membangun generasi yang sehat dan kuat, serta mampu berkontribusi secara maksimal terhadap pembangunan bangsa. Keberhasilan dalam menanggulangi wasting akan menjadi fondasi penting bagi masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat, terutama mereka yang berada di daerah terpencil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun