James Banks dalam Suryana (2015:196) menjelaskanPendidikan multikultural merupakan suatu kepercayaan dan penjelasan tentang pengakuan dan penilaian akan keberagaman budaya dan etnis, yang bertujuan mengubah struktur pendidikan agar para siswa yang berasal dari etnis, ras, dan kultur yang berbeda, laki-laki maupun perempuan ataupun siswa yang berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah (Agnes Jessie Kudadiri, 2023)
Kegiatan pembelajaran pendidikan multikultural menurut Zubaidi (2004: 77) adalah guru dituntut mau dan mampu menerapkan strategi pembelajaran kooperatif harus menerapkan di antaranya: adanya saling ketergantungan, adanya interaksi tatap muka yang membangun, pertanggung jawaban secara individu, ketrampilan sosial dan efektivitas proses pembelajaran dalam kelompok.Â
Sekolah yang mengelola pendidikan berdasarkan multikultural senantiasa menghormati, menghargai perbedaan yang ada pada warga sekolah dengan latar belakang nilai agama, suku, ras, bahasa, etnis dan golongan yang ada di sekolah, baik terhadap peserta didik, guru, karyawan, staf kependidikan maupun komite sekolah dan semua komponen yang berkepentingan dengan sekolah.
Strategi pembelajaran yang diterapkan pendidik berdasarkan pendidikan multikultural di sekolah dengan mengacu pada proses pembelajaran yang dikembangkan oleh Sudjana (1997: 26) yakni: (1) model pengembangan, maksudnya proses belajar mengajar dikembangkan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan manusia, (2) model konsep diri, yakni pengembangan proses pembelajaran yang menekankan pada pentingnya kepribadian siswa yang kuat, dengan strategi pembelajarannya membantu siswa menjelaskan pikiran dan perasaan tentang dirinya dan nilai-nilai dasar kemanusiaan serta dapat merefleksikan pemahaman tentang dirinya, (3) model kepekaan dan orientasi kelompok, dimaksudkan untuk membantu keterbukaan pikiran dan kepekaan siswa terhadap orang lain. Strategi pembelajaran ini dapat dilakukan dengan melalui kelompok yang efektif (Munadlir, 2016)
Penanaman Sikap Toleransi
Michele Borba (2008 : 234-257) menyatakan bahwa terdapat tiga langkah dalam menerapkan sikap toleransi kepada siswa, yaitu :
1. Mencontohkan dan menumbuhkan toleransi. Dalam mencontohkan dan menumbuhkan toleransi, Hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah:
a. Guru harus memerangi prasangka buruk kepada orang lain.
b. Guru harus bertekad untuk mendidik siswa yang toleran. Guru yang mempunyai tekad kuat akan memiliki peluang keberhasilan lebih besar, dikarenakan mereka merencanakan pola pendidikan yang diterapkan kepada siswa.
c. Jangan dengarkan kata-kata siswa yang bernada diskriminasi. Guru bisa menunjukkan reaksi ketidaksukaannya ketika melihat siswa berkomentar diskriminatif.
2. Menumbuhkan apresiasi terhadap perbedaan Dalam upaya menumbuhkan apresiasi siswa terhadap perbedaan, dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut: