Mohon tunggu...
Sabila Zayana
Sabila Zayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - INDONESIA

Hatily

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kalbu Kelabu

11 Maret 2021   20:40 Diperbarui: 11 Maret 2021   20:46 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semua semu, dunianya kelabu, jiawanya kaku, pikirannya pun rancu.

Dia memilih diam, karena itu lebih jantan dari pertarungan sebuah pertemuan.

Mengedipkan mata pun terasa berat, dari saat dimana dia selalu menatap jiwanya kuat.

Apa yang bisa dia usaha? Mencoba menerima dengan kalbu, berusaha mendengar semua yang palsu, lalu tetap tegar melawan pilu.

Terasa amat singkat ketika berharap lekat sedekat langit dan bumi, namun kenyataan sejauh jarak mata dan hati.

Dengan tutupan mata, memeluk raga, tatapan hampa. Sulit baginya mengakui keberadaan lara.

Mencoba mengubur hatinya yang hancur. Entah sejak kapan, untuk kapan, dan sampai kapan.

Hingga...

Dalam pagi, dia berteriak pada awan untuk dapat lagi bertatap dengannya.

Dalam petang, dia temui senja dan berbicara untuk dapat mempertemukan kedua kalinya.

Namun dia tetap meminta pada Sang Kuasa untuk mempersatukan abadi selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun