Saat dia pijakkan langkah dalam semesta, dengan arti yang sama dia membuka dunia.
Tersenyum bersama mentari, bergandengan bersama angin sepoi, lalu menari bersama ciptaan Ilahi.
Melalui suka dia menyapa tiap hembus nafasnya, melalui duka dia saksikan diam degupnya.
Kali pertama melihat tepakan mengusap lembut kepalanya, bukan sambaran petir yang ia rasa, namun kilap cahaya dalam malam gulita.
Segalanya berubah, tidak hanya hidup dengan kebaikan alam, namun bersama naungan insan dalam asam garam kehidupan.
Genggaman yang membalut jarinya, berjalan bersama dalam tepian kebahagiaan.
Rangkulan yang ia berikan, adalah ketenangan yang selalu ingin dirasakan.
Ungkapan yang diucapkan, adalah harapan yang selalu didambakan.
Berangan mampu bersama menyusuri tiap pahit kenyataan, berjuang menghancurkan manisnya kepalsuan.
Semua sirna, kini tiap lalu detik dengan kebahagiaan hanya kisah indah dalam bingkisan kenangan.
Tiap menit dengan senyuman adalah kesengajaan yang menyakitkan, bahkan dia seakan racun yang mematikan.