Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah berjalan kurang lebih 3 minggu. Tentu saja ini berdampak pada sektor ekonomi masyarakat. Jumat (30/07) terdapat aksi simbolik oleh pedagang kaki lima (PKL) Malioboro. Mereka memasang bendera putih dari depan mirota sampai depan kepatihan. Pengibaran bendera putih ini merupakan simbol dari rasa menyerah dengan kondisi perekonomian saat ini. Selain rasa menyerah, juga menandakan rasa berkabung.
Tercatat setelah diberlakukanya PPKM ini ekonomi di sekitar Malioboro menurun pesat dikarenakan tidak adanya wisatawan yang datang. Selain itu bantuan dari pemerintah tak kunjung turun. Tak heran sudah banyak pedagang kaki lima yang gulung tikar karena tidak mampu membayar uang sewa tempat. "Ada 10 orangan yang pulang kampung, kalau kasaranya sudah gulung tikar bukan hanya pedagang tetapi toko-toko juga sudah pada tutup." ujar Slamet, salah satu pedagang kaki lima Malioboro.
Slamet berharap pemerintah bisa segera membuka tempat wisata Malioboro kembali walaupun perekonomian tidak bisa kembali 100%, karena jika PPKM terus-terusan diperpanjang takutnya ekonomi para pedagang mati semua. "Memang kita tidak dapat lepas dengan pandemi ini, bahkan kita tidak tahu sampai kapan ini akan selesai, yang jelaskan new normalnya kita berdampingan dengan corona, pemerintah memberikan kelonggaran masyarakatnya untuk beraktivitas dengan protokol kesehatan, jadi rakyatnya bisa dapat makan, bisa menghidupi keluarga walaupun ada corona seperti ini" tambah Slamet. (suf)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H