Keangkuhan muncul karena berasumsi memiliki keunggulan tertentu dibanding orang lain.
Keangkuhan umumnya dipicu keinginan memuji diri sendiri, lalu berusaha mendorong orang lain agar ikut memuji dan mengakui keunggulan yang diasumsikan itu.
Angkuh adalah kebalikan dari tawadhu'. Jika tawadhu disukai oleh semua orang, maka secara logika, keangkuhan cenderung akan dibenci oleh semua orang.
Rasulullah saw bersabda: ada tiga perilaku yang membinasakan: (1) sifat kikir; (2) hawa nafsu yang diperturutkan; dan (3) sifat memuji diri sendiri.
Ada orang yang karena saking angkuhnya, bahkan ketika sedang berusaha untuk tawadhu' pun, keangkuhannya tetap terasa dan terlihat di mata orang lain. Sebab dia masih ingin dipuji bahwa dirinya sedang berusaha untuk tawadhu.
Syarifuddin Abdullah | 16 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H