Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Filosofi Harta

17 Juli 2024   22:12 Diperbarui: 17 Juli 2024   22:28 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara naluri kemanusiaan, harta adalah obyek yang selalu dicintai. Dan kekuatan (power) adalah salah satu sifat kesempurnaan. Karena itu, harta dicintai karena posisinya sebagai harta, bukan karena faktor di luar harta itu.

Sebab secara logika, kita tidak mungkin mengatakan bahwa segala sesuatu dicintai karena faktor lain. Karena alur logika seperti ini akan mengakibatkan terjadinya proses tasalsul (proses sebab-akibat yang berlangsung terus menerus dan tanpa henti) dan itu mustahil secara logika. Atau akan mengakibatkan terjadinya proses daur (lingkaran setan) yang juga mustahil secara logika.

Karenanya, segala hal yang dicintai harus berakhir pada sesuatu yang dicintai semata karena sesuatu itu sendiri, bukan karena faktor lain di luar sesuatu yang dicintai.

Dan kesempurnaan dalam hal apapun dicintai karena posisinya sebagai kesempurnaan. Demikian juga, kekurangan-kelemahan dibenci karena posisinya sebagai kekurangan-kelemahan.

Oleh karena kekuatan adalah salah satu sifat kesempurnaan, dan sifat kesempurnaan dicintai karena posisinya sebagai sifat kesempurnaan, maka kekuatan dicintai karena posisinya sebagai kekuatan. Dan harta adalah faktor yang dapat menciptakan kekuatan dan kesempurnaan kekuatan pada diri setiap orang.

Dan seperti diketahui, faktor pencipta kekuatan yang paling dominan pada setiap orang adalah harta. Dan sesuatu (harta) yang menjadi sebab terciptanya sesuatu yang dicintai (kekuatan) pasti juga dicintai.

Kesimpulan logikanya adalah harta itu dicintai karena posisinya sebagai harta, bukan karena faktor di luar harta tersebut. Dan inilah penyebab kenapa harta selalu dicintai oleh setiap orang, di mana pun dan kapan pun.

Syarifuddin Abdullah | 13 Juli 2024

---------------------------

(Sumber: disadur dari risalah doktoral berbahasa Arab, di Fakultas Syariah, Universitas Al-Azhar Kairo, yang berjudul Zakat dan Sistem Sosial Modern, 1980, karya mahasiswa Indonesia yang bernama Muhammad Nawawi Yahya Abdurrazaq,).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun