Secara teknis, serangan udara Iran tidak mengakibatkan kerusakan dan kehancuran yang signifikan di pihak Israel. Namun serangan Iran itu telah memicu dampak psikologis: karena baru kali ini terjadi serangan udara berskala masif dan langsung dari sebuah negara ke wilayah Israel, sejak Perang Oktober 1973.
Warga Israel, termasuk para pejabat tinggi Israel, akan kehilangan kepercayaan diri yang selama ini digembar-gemborkan bahwa tidak ada satu pun negara yang berani menyerang Israel.
Catatan:
Penegasan Iran bahwa seluruh target serangan pada 13-14 April 2024 adalah target militer (bukan target sipil) mengirim pesan keinginan Iran untuk menghindari peningkatan situasi ketegangan paska serangan. Sekaligus Iran ingin menunjukkan kemampuannya untuk memilih dan menentukan target serangan secara akurat di dalam wilayah Israel.
Kurangnya publikasi (foto-foto dan video) dari pihak Israel terhadap beberapa titik target serangan Iran membuka spekulasi bahwa kerusakan lebih besar dibanding yang sudah diketahui oleh publik Israel maupun publik internasional.
Satu poin yang cukup aneh yang menimbulkan pertanyaan menggelitik: kenapa Israel tidak melakukan serangan balasan selama durasi serangan Iran, yang berlangsung selama kurang-lebih 5 jam. Padahal dari waktu ke waktu, militer Israel menegaskan siap menghadapi segala skenario: secara defensif ataupun ofensif.
Rapat kabinet perang di Israel yang mulai pada Minggu dinihari dan berakhir tanpa keputusan yang pasti (apakah menyerang balik atau tidak) menunjukkan bahwa IDF tampaknya salah memperkirakan kemungkinan respons Iran terhadap serangan Israel terhadap Konjen Iran di Damaskus pada 1 April 2024.
Syarifuddin Abdullah | Jakarta, 15 April 2024/ Â 06 Syawwal 1445H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H