"Tentu tidaklah, Bang", jawab si AF sambil tersenyum dan kemudian melanjutkan: "Bang, kamu lihat sekumpulan anak-anak yang sedang bermain itu, tawari mereka makan bakso yang sudah saya bayar itu".
"Kalau baksonya masih sisa, tawarin kepada anak-anak muda dan ibu-ibu tetangga saya di sepanjang gang ini", lanjutnya.
"Nah, kalau semua orang di gang ini sudah makan bakso, dan ternyata baksonya masih sisa juga, Abang terus jalan berjualan secara normal, dan kalau ada yang mau beli, sajikan baksonya, tapi kalau pembeli itu mau bayar, jangan ambil uangnya! Bilang saja baksonya gratis, karena sudah diborong oleh seseorang."
Singkat cerita, di sore hari itu, AF merasakan suasana batin yang plong dan bahagia, karena sudah membuat gembira anak-anak dan tetangga yang makan bakso gratisan sore itu. Dan pada saat yang sama, membahagiakan dan mengurangi beban si Tukang Bakso, karena hari itu dia tidak harus keliling kampung berjualan bakso yang kadang sampai malam, yang belum tentu laku terjual semuanya.
Membayar tagihan rekening listrik masjid
Teman lain, sebut saja si Fulan, memilih bersedekah yang juga tak kalah inspiratifnya. Tanpa menyebut sejak tahun berapa persisnya, Si Fulan bercerita telah bersedekah rutin dengan cara membayar rekening listrik masjid di kampung asalnya.
Nilainya tidak terlalu besar (kurang dari Rp200.000). Dan nilainya bertambah sedikit untuk tagihan bulan Ramadhan.
Kepada pengurus masjid, si Fulan menyampaikan niat dan komitmen akan membayar tagihan listrik masjid, selama kondisi keuangannya masih memungkinkan.
Selain itu, jika instansi tempatnya bekerja menugaskannya ke kota lain, setelah tiba di lokasi penempatan yang baru, hal pertama yang dilakukan adalah mencari masjid, lalu menyampaikan komitmennya kepada pengurus masjid bahwa dirinya akan membayar rekening listrik masjid tersebut selama bertugas di kota tersebut.
Sambil bercanda ke saya, Si Fulan bercerita begini: komitmen bersedekah dengan cara membayarkan rekening listrik masjid di kampung asli, atau rekening listrik di tempat penugasan baru, saya melakukannya dan memposisikannya sebagai "jimat keselamatan".
Berbagi takjil gratisÂ