Tiap detik dijejali setumpuk data dan informasi juga gempuran hoaks. Sederet pilihan menuju tahun pergesekan tajam. Tiap saat pula, jam terbang berpetuah keras. Menggiring agar membungkam hasrat untuk menjatuhkan pilihan.
Seorang teman berteriak lantang: sambil merem memilih Y atau Z, takkan berpengaruh signifikan terhadap taraf hidup orang kebanyakan. Saya dan kita sudah berkali-kali membuktikannya.
*_*_*
Mulut terkatup, lidah kelu, logika jungkir balik, kesadaran diobok-obok. Pilihan dibuat agar sebisa mungkin menjadi tunggal. Dan itu pun tak boleh bahkan untuk sekedar dianalisis. Ujungnya bisa diduga: semua orang menjadi awas dan waswas.
Sebagian kecil menyiasatinya dengan cara memuntahkan uneg-uneg melalui narasi dan abstraksi yang jenaka. Perlawanan coba diungkap dengan lelucon dan satire. Tapi tak semua orang pandai menciptakan lelucon.
*_*_*
Di sebuah ruang yang samar-samar, di pintunya tak tertancap papan nama, seseorang memposisikan adanya-dan-tiadanya sama saja. Taktiknya untuk menyebar aura pengaruh kuat bagi orang lain.
Sejak kehadirannya, semua orang berharap jempol salutnya. Tapi sungguh, responsnya tak pernah berbobot.
Kapasitas akal-dan-tubuhnya tak mampu menanggung beban keagungan ningratnya yang palsu. Ia menutupi kondisi riilnya dengan memposisikan dirinya ada-dan-tiada.
*_*_*