Mungkin karena Gianni Infantino mencium dan mendapatkan laporan staf tentang adanya bau-bau Arab-phobia dalam pergelaran Piala Dunia 2022 di Qatar.
Dan Gianni Infantino melanjutkan: "What we Europeans have been doing for the last 3,000 years, we should be apologizing for the next 3,000 years before starting to give moral lessons... Reform and change take time. It took hundreds of years in our countries in Europe. It takes time everywhere, the only way to get results is by engaging ... not by shouting." (Apa yang kita lakukan sebagai orang-orang Eropa selama 3.000 tahun lalu, justru mewajibkan kita meminta maaf untuk 3.000 tahun ke depan, sebelum mulai memberikan pelajaran moral bagi orang lain. Reformasi dan perubahan perlu waktu. Di Eropa sendiri, perubahan itu terjadi setelah ratusan tahun. Itu perlu waktu, di wilayah-negara mana pun. Dan satu-satunya jalan untuk mendapatkan hasil perubahan itu adalah dengan cara perlakuan yang fair..., bukan dengan cara berteriak menjelek-jelekkan)".
Kritikan pedas para aktivis terhadap isu HAM (pekerja) dalam penyiapan infrastruktur Piala Dunia Qatar tidak boleh dinegasikan. Namun kritikan balik Presiden FIFA yang tak kalah pedasnya, juga pantas diapresiasi.
Tapi kali ini, hari ini, sampai pertandingan final nanti, mari bersama menikmati tiap pertandingan sepak bola dalam Piala Dunia 2022 di Qatar, ketika setiap negara peserta akan menghadirkan soliditas tim nasionalnya dan tentu kemahiran individual pemain-pemain unggulannya.
Syarifuddin Abdullah | 20 Nopember 2022/ 25 Rabiul-tsani 1444H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H