Catatan:
Pertama, keluarga korban ini terkesan mengisolasi diri. Menurut keterangan polisi dan saksi di sekitar rumahnya, sudah dua tahun tidak bersosialisasi dengan tetangganya. Padahal keluarga tersebut sudah menempati rumah (TKP) lebih dari 20 tahun. Bahkan ibu Reni (sang istri, 68 tahun), terakhir berkomunikasi dengan kakak dan adiknya sekitar lima tahun yang lalu. Artinya, hubungan Reni dengan kakak-adik mengalami semacam keretakan hubungan keluarga intinya.
Agak aneh, seorang tetangganya mengatakan, terakhir kali melihat keluarga tersebut pada September 2022.
Kedua, untuk sementara bisa dipastikan, korban meninggal dunia bukan karena aksi kekerasan. Sebab di TKP tidak ditemukan bercak darah, tidak ada luka pada tubuh setiap korban, dan kondisi isi rumah (perabot) relatif rapi dan bersih. Selain itu, rumah terkunci dari dalam, dan tidak ada tanda kekerasan paksa di pintu masuk rumah.
Ketiga, ada kemungkinan keempat korban meminum racun untuk bunuh diri secara bersama-sama. Namun hal ini belum bisa dipastikan, karena masih menunggu pemeriksaan toxic terhadap hati setiap korban di laboratorium.
Dugaan bunuh diri ini mengacu pada fakta bahwa berdasarkan pemeriksaan forensik, waktu kematian keempat jenazah tersebut tidak bersamaan. Artinya, yang belakangan mati seharusnya, atau diasumsikan, bisa melaporkan kematian yang lebih awal.
Keempat, fakta forensik bahwa tidak ditemukan sisa makanan di lambung keempat jenazah, dan diperkirakan perut mereka sudah kosong selama kurang lebih tiga mingguan, adalah sebuah misteri. Terkesan memang seolah-olah keempat jenazah itu mati kelaparan. Jika fakta kelaparan ini nantinya dipastikan, memang akan memicu pertanyaan misteri lanjutan. Sedemikian mengenaskankah kondisi ekonomi keluarga tersebut?
Kelima, keempat jenazah memang relatif sudah lanjut usia. Rudianto sang suami berusia 71 tahun, Reni sang istri berusia 68 tahun, Dian sang anak berusia 42 tahun, dan seorang lelaki sang paman (diduga adik Rudianto) berusia 68 tahun. Dian sang anak yang berusia masih relatif muda, seharusnya dapat mencegah bencana kelaparan keluarga tersebut.
Kelima, polisi menemukan dua unit handphone dari TKP, namun belum ada penjelasan milik siapa kedua handphone, yang masih dalam pemeriksaan forensik. Bisa diperkirakan, ekstrak dari konten berupa chating (percakapan SMS ataupun WA) di handphone tersebut akan mengungkap banyak hal.
Keenam, tidak ditemukannya kendaraan juga masih tanda tanya. Sebab polisi tidak menemukan Surat Tanda Kepemilikan kendaraan roda empat dan roda dua. Seorang tetangganya mengatakan, Dian sang anak yang berusia 42 tahun, kalau keluar rumah mengendarai mobilnya (belum jelas jenis mobilnya). Dan mobil itu kini masih raib.
Ketujuh, pada 4 Oktober 2022, keluarga mengirim pesan ke pihak PLN untuk memutus saja sambungan aliran listrik ke rumah. Fakta ini menunjukkan bahwa rumah itu sudah berbulan-bulan tidak membayar listrik. Selanjutnya, pada 27 Oktober 2022, PLN kembali mengirim surat peringatan, namun penghuni rumah sudah tidak membalas. Catatan, ketika rumah didobrak pada 10 Nopember 2022, tidak ada lagi aliran listrik ke rumah tersebut.