Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lelaki Paruh Baya (4): Namaku Randu

30 Oktober 2022   20:35 Diperbarui: 30 Oktober 2022   20:39 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika berjalan kaki pulang ke rumah seusai salat berjamaah magrib di masjid kampung, Lelaki Paruh Baya (eL-Pe-Be) didempet seorang jemaah lain yang juga tetangganya, yang sebenarnya sudah lama mengenalnya dan juga dikenalnya.

Tiba-tiba tetangga itu bertanya santun: "Saya dan semua orang kampung kita, juga warga kampung-kampung tetangga, mengenalmu selama ini dengan panggilan 'Lelaki Paruh Baya (LPB)'. Mohon maaf jika saya lancang bertanya: sebenarnya, apa dan siapa namamu?"

Tanpa berpikir panjang, Si LPB kontan menjawab santun juga: "Nama asliku adalah Randu."

Meski tanpa diminta, LPB menjelaskan lanjut: nama dan obyek penamaan (orang ataupun hewan ataupun benda) adalah identitas kehidupan yang menempel selama hidup dan hingga wafat bahkan sampai akhir zaman kelak.

LPB menegaskan, saya tidak sepakat dengan ungkapan seorang sastrawan klasik asal Inggris, Shakespeare, yang mewariskan ungkapan yang melegenda: what's in a name (apalah arti sebuah nama?).

Namun saya memang tak sempat menanyakan kepada ayahku almarhum, maksud tujuannya menamaiku: Randu.

Belakangan baru saya tahu bahwa dalam bahasa Arab, kata 'randu' tidak memiliki akar kata kerja tiga-huruf (tsulatsi). Tidak ada juga kata benda Bahasa Arab yang terdiri dari tiga huruf: ra'-nun-dal.

Dalam bahasa Indonesia, kata 'randu' tentu dapat dengan mudah diubah menjadi 'rindu', 'randi', 'rendi', 'randa' dan seterusnya.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), lema 'randu' merujuk pada pohon Randu, kadang juga disebut kapuk, yang buahnya dijadikan bahan dasar isi kasur atau bantal. Dan saya mengenal beberapa orang, termasuk saya, yang hanya bisa tidur nyenyak-pulas jika tidur dengan bantal yang isinya kapuk/randu.

Tapi kalau sempat dan Anda coba googling dengan mengetik kata 'randu', akan keluar penjelasan kepanjangannya: Received AND Understood (sudah diterima dan telah dipahami).

Akronim Randu ini biasa digunakan kalangan militer dan polisi untuk menjawab perintah atasannya, yang kalau diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia, kira-kira begini: "Siap, dimengerti" atau "Siap, dilaksanakan, komendan".

Dalam percakapan online, melalui SMS biasa atau Whatsapp atau email, kata 'randu' juga sudah mulai sering digunakan dalam pengertian Red AND Understood (sudah dibaca dan telah dimengerti).

Semoga penjelasan ini, juga bisa menjelaskan namaku "Randu" dalam pengertian: "sudah dibaca dan dimengerti".

Sejak itu, figur yang tadinya populer dengan panggilan Lelaki Paruh Baya (LPB) itu, mulai dikenali dengan sapaan Randu oleh orang kampungnya dan warga kampung-kampung tetangganya.

Syarifuddin Abdullah | 30 Oktober 2022/ 04 Rabiul-tsani 1444H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun