Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe

8 Juli 2022   20:07 Diperbarui: 8 Juli 2022   20:24 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: The Asahi Shimbun, via Getty Images. Seorang pengawal Shinzo Abe mendekap-menangkap Tetsuya Yamagami, terduga pelaku penembakan 

Waktu: Jumat 08 Juli 2022, sekitar pukul 11.30 local time (sekitar 09.30 WIB).

TKP: depan sebuah stasiun kereta api di kota Nara, yang berjarak sekitar 500 km ke arah Barat Daya dari kota Tokyo.

Korban penembakan: mantan PM Jepan Shinzo Abe, 67 tahun, yang menderita dua luka tembak, di bagian kanan lehernya dan di titik jantung.

Dokter Rumah Sakit (Nara Medical University Hospital) yang merawat korban mengumumkan, Shinzo Abe dinyatakan meninggal dunia pada pukul 5:03 p.m. local time (08.03 GMT = 15.03 WIB), yakni sekitar lima-setengah jam setelah ditembak. Korban sempat mendapatkan sekitar 100 unit transfusi darah.

Pelaku: Kantor Berita NHK melaporkan, pelaku penembakan laki-laki, diidentifikasi bernama Tetsuya Yamagami, berusia 41 tahun, dan telah ditangkap. Pelaku mengatakan, dirinya kecewa terhadap Abe dan karena itu ingin membunuhnya.

Modus: laporan-laporan awal berbagai media menyebutkan, pelaku diduga menggunakan senjata rakitan, dan menembak Shinzo Abe dari arah belakang, saat Shinzo Abe sedang berdiri berpidato (berkampanye untuk Partainya untuk Pemilu Parlemen Jepang). 

Dalam sebuah tayangan streaming video, terlihat kepulan asap dari arah tembakan yang berjarak sekitar 5 sampai 7 meter dari posisi Shinzo Abe berdiri. Jeda waktu antara tembakan pertama dan kedua sekitar 3 detik.

Setiap aksi penembakan, apalagi sasarannya adalah tokoh politik yang pernah menduduki posisi strategis di negara sekaliber Jepan, tentu menarik perhatian publik dan mengundang banyak tanya. Berikut beberapa catatan pendahuluan:

Pertama, secara historis, kasus pembunuhan politik di Jepan relatif "jarang" terjadi. Selama hampir lebih dari 60 tahun, tercatat hanya dua kasus yang dapat dikategorikan pembunuhan politik. 

Pada 2007, Walikota Nagasaki tewas ditembak oleh kelompok Yakuza. Sebelumnya, pada 1960, Ketua Socialist Party Jepan dibunuh oleh seorang pemuda dengan menggunakan pedang samurai.

Namun berdasarkan data kepolisian Jepan (National Police Ageny), selama tahun 2021, tercatat sebanyak 10 aksi penembakan. Namun dari 10 aksi penembakan itu hanya satu korban meninggal dunia, dan tidak satupun korbannya tokoh politik.

Kedua, dugaan awal bahwa pelaku menggunakan senjata rakitan kemungkinan benar (berdasarkan foto). Sebagai catatan, Jepan termasuk salah satu negara yang cukup ketat dalam peraturan peredaran senjata api. Selain itu, munculnya kepulan asap dari sumber tembakan menunjukkan senjata itu bukan senjata pabrikan.

Ketiga, berdasarkan pencermatan terhadap beberapa tayangan video-streaming yang beredar di media-media sosial, Shinzo Abe terlihat terjatuh pada tembakan kedua. Sejumlah laporan media menyebutkan, Shinzo Abe sudah tidak memiliki tanda-tanda kehidupan sesaat setelah penembakan di TKP. Meskipun pengumuman resmi kematiannya baru disampaikan pihak rumah sakit sekitar lima-setengah jam paska penembakan.

Keempat, berdasarkan peraturan keamanan di Jepan, semua mantan pejabat tinggi mendapatkan pengawalan keamanan. Dan begitu Abe terjatuh paska ditembak, beberapa pengawalnya yang terlihat bersenjata pistol di pinggang, memang langsung mengerumuni tubuh Abe. Salah satu pengawal langsung mendekap (menangkap pelaku penembakan).

Lokasi berdiri penembak yang relatif dekat dengan titik di mana Abe berdiri, menunjukkan SOP pengamanan dan pengawalannya relatif longgar. Dan bisa dipastikan, tidak ada sterilisasi di lokasi kampanye tempat Abe berpidato.

Kelima, lokasi kampanye memang ruang publik (terletak di depan stasiun kereta api). Dan tidak ada panggung besar kampanye. Hanya ada sebuah tatakan (mungkin sejenis bangku atau kotak kayu), yang difungsikan sebagai tempat berdiri Shinzo Abe ketika akan berpidato, sehingga posisi tubuhnya terlihat lebih tinggi dibanding massa (tim kampanye, pengawal, publik) yang hadir di lokasi.

Keenam, dengan dua tembakan yang masing-masing bersarang di dua titik mematikan (leher dan jantung) menunjukkan pelaku cukup terlatih menembak. Hanya belum banyak informasi terkait motif dan afiliasi politik pelaku.

Ketujuh, saya kebetulan tidak sering mengikuti dinamika politik Jepan. Jadi sangat sulit menganalisis motif politik (jikapun ada) di balik aksi penembakan yang menewaskan Shinzo Abe. Dalam posisinya sebagai mantan Perdana Menteri, boleh jadi motif politiknya terkait dengan beberapa kebijakan Shinzo Abe menjabat perdana menteri Jepan. 

Shinzo Abe adalah adalah pejabat Perdana Menteri terlama dalam sejarah Jepan (menjabat PM pada 2006 selama satu tahun dan kemudian menjabat lagi dari 2012 hingga 2020, sebelum mengundurkan diri karena alasan kesehatan.

Syarifuddin Abdullah | Jakarta, Jumat 08 Juli 2021/ 09 Dzul-hijjah 1443H.

--------------

Sumber foto: The Asahi Shimbun, via Getty Images. Seorang pengawal Shinzo Abe mendekap-menangkap Tetsuya Yamagami, terduga pelaku penembakan (berbaju kaos bundar leher warna abu-abu, bercelana taktis berwarna krem, bersepatu kets warna abu-abu, mengenakan masker). Dan di dekat kakinya tampak senjata api rakitan yang digunakan menembak Shinzo Abe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun