Perusahaan swasta terkesan didorong dengan sedikit memaksa untuk membayarkan THR bagi pekerja-karyawannya senilai satu bulan gaji.
Berdasarkan pengamatan saya, hanya di Indonesia yang paling marak soal THR menjelang idul fitri. Terkait soal THR, Lihat juga dua artikel berikut: https://www.kompasiana.com/sabdullah/5b1581bb16835f27923b4e84/sukiman-wirjosandjojo-sang-bapak-thr?page=all#sectionall
https://thr.kompasiana.com/sabdullah/5b1691d1f133445e87625ec4/thr-tunjangan-hari-raya
Persiapan mudik
Mulai minggu kedua Ramadhan, wacana publik dan liputan media cetak dan elektronik akan menyoroti soal persiapan mudik, yang dimotori terutama oleh jajaran Polri-Kemenhub-dan-para personil Pemda di jalur-jalur mudik.
Pada pedagang di jalur-jalur mudik juga bersiap melayani pemudik. Restoran dan warung akan bersolek, penampilan dan menu makanan ditata ulang.
Dan biasanya, salah satu berita utama terkait persiapan mudik adalah penjualan tiket kereta api di semua jalur di Pulau Jawa akan dinyatakan habis bahkan sebelum memasuki bulan Ramadhan.
PO-PO pengelola bus akan menambah kapasitas dan armadanya. Begitu juga maskapai penerbangan untuk rute-rute pavorit. Dan tentu saja, sesuai prinsip suplay-demand, harga tiket mudik untuk semua moda transportasi akan lebih mahal.
Sejumlah kantor pemerintah dan perusahaan swasta bahkan membuat mudik gratis, dengan menyediakan bus gratis.
Dinas-dinas pemerintahan yang terkait akan memberitakan kesibukan melakukan perbaikan jalan jalur mudik. Marka dan rambu-rambu permanen dicat ulang. Ada pagar protable dan rambu ekstra, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemacten.
Lalu, semua kerusakan dan lobang-lobang di jalan-jalan yang menjadi jalur utama mudik akan diperbaiki (ditutup-ditempel). Posko-posko didirikan untuk memantau jalur mudik, baik oleh Polri-Kemenhub atau relawan dan warga.