Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Perang Menjadi Etalase Promosi Alat Tempur

27 Februari 2022   19:06 Diperbarui: 1 Maret 2022   20:04 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Gleb Garanich/Reuters via aljazeera.com

Serbuan Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-4 pada 27 Februari 2022. Pertempuran masih berkecamuk di berbagai front. Masing-masing kubu mengklaim berhasil menghancurkan-mengalahkan kubu lawan. Moncong bedil masih saling membidik. Dan belum ada analisis yang dapat memprediksi akan seperti apa ujungnya. Jika pun ada yang mencoba memprediksinya, jangan terlalu cepat mempercayainya!

Poin yang pasti: setiap perang adalah semacam etalase atau pameran untuk mempromosikan berbagai jenis peralatan tempur. Dalam hal in, pihak yang paling diuntungkan adalah produsen senjata.

Rusia, sebagai agresor, menggunakan berbagai jenis sentata darat-udara-laut. Ketika Kemenham Rusia, pada 27 Februari 2022, mengumumkan bahwa pasukan Rusia telah berhasil menghancurkan 31 sistem pertahanan Ukraina tipe S300, Kremlin seakan mengirim pesan (iklan) bahwa S300 sudah tidak efektif lagi.

Sebagai catatan, Rusia saat ini menggunakan sistem pertahanan udara tipe S400 (harganya sekitar 300 juta USD per unit) dan juga S500 (harganya sekitar 600 juta USD per unit).

Dan kita tahu, saat ini ada sejumlah negara di dunia yang telah menggunakan sistem pertahanan udara produksi Rusia, antara lain Iran, Suriah, India, Turki, dan sejumlah negara Asia Tengah dan Asia Selatan.

Demikian juga militer Ukraina yang menggunakan senjatanya sendiri (sebagian besar produksi-teknologi Rusia) dan beberapa jenis senjata baru bantuan pihak Barat (Amerika dan anggota NATO).

Pada 25 Januari 2022, Amerika mengirim paket bantuan rudal Javelin (surface-to-air missile) yang juga efektif digunakan sebagai rudal anti-tank, yang harganya sekitar US$175.203 per unit.

Pada 22 Februari 2022, Kemenlu Amerika mengumumkan telah mengirim 200.000 pon bantuan militer mematikan (lethal aid), termasuk peluru untuk pejuang Ukraina di front pertempuran garis depan)

Melalui payung NATO, beberapa negara Baltik juga mengirim bantuan senjata ke militer Ukraina.

Meski agak hati-hati, pada 26 Februari 2022, Jerman akhirnya memutuskan mensuplai Ukraina sebanyak 1.000 unit Stinger anti-tank and 500 unit Stinger anti-pesawat. Jerman bahkan mengizinkan Belanda mengirim 200 unit Stinger (buatan Jerman) ke Ukraina. Selain itu, Belanda mengirim 50 unit Panzerfaust 3 anti-tank.

Stinger (dengan sejumlah variannya) adalah jenis rudal atau roket kategori man-portable air-defense system (MANPADS), atau jenis roket protable yang bisa ditenteng dan dipanggul.

Masih ingat rudal Iron Dome yang pertama kali digunakan militer Israel pada perang 2011, untuk menghadang roket-roket jarak pendek, yang ditembakkan pejuang Hamas dari Jalur Gaza? Pertunjukkan pemasarannya sedemikan rupa dan memang sangat menarik, karena secara live, Iron Dome diperlihatkan mampu menghadang dan menghacurkan roket musuh di udara (sebelum tiba di sasaran). Beberapa tahun kemudian, beberapa negara di Timur Tengah memesan Iron Dome.

Pada pertempuran darat-udara dalam operasi pembebasan Kuwait (1991), militer Irak sempat mempertontonkan beberapa pucuk rudal Scud (buatan dan teknologi Rusia) yang diluncurkan dan ditembakkan ke Israel.

Hal serupa terjadi pada penyerburan Amerika dan sekutunya ke Afganistan (2001), disusul operasi pendudukan Irak (2003), ketika Amerika menggunakan berbagai alat tempur, tentu dengan tujuan utama mengalahkan musuh, tapi sekaligus memamerkan efektivitas berbagai jenis senjata yang diproduksi dan digunakan.

Jauh sebelumnya, pada Perang Juni 1967 antara Israel vs Arab, angkatan udara Isreal, yang menggunakan berbagai jenis pesawat tempur Amerika, berhasil melumpuhkan angkatan udara Mesir yang menggunakan pesawat tempur produksi Uni Soviet. Sebuah perang yang mempermalukan negara-negara Arab, dan kemudian dicatat dalam buku-buku sejarah dengan sebutan "Naqbah (Bencana) Juni 1967".

Namun sekitar 7 tahun kemudian, pada perang Oktober 1973, giliran pasukan Mesir yang tetap menggunakan senjata Uni Soviet, sukses mempermalukan Israel, yang menggunakan senjata Amerika.

Setiap medan tempur, yang melibatkan berbagai jenis senjata, sekali lagi, adalah etalase pameran produksi senjata, yang dipertontonkan secara real-time, nyata-dan-hidup. Dan pada setiap perang, dua kubu selalu memiliki senjata unggulan, sesuai dengan kondisi medan tempur.

Sampai hari ke-4 serbuan Rusia, jenis senjata paling populer di kancah pertempuran Ukraina adalal rudal Javelin dan Stinger, yang dipromosikan secara relatif telah mampu menahan dan menetralisir serbuan udara dan penetrasi tank-tank Rusia, dan konon sudah berhasil menghancurkan puluhan tank dan kendaraan lapis baja Rusia di berbagai front.

Tapi beberapa hari ke depan, jangan kaget, jika akhirnya berhasil menduduki Kyiv, Rusia akan mengklaim berhasil menghindar dari bidikan Javelin dan Stinger, sebagai pesan kepada calon pembeli senjata, bahwa Rusia memiliki teknologi yang mampu menjinakkan atau menipu bidikan Javelin dan Stinger.

Perang benaran adalah ajang untuk menguji efektivitas dan keunggulan berbagai jenis senjata, dan itu juga berarti persaingan antarpabrik-produsen senjata.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 27 Februari / 26 Rajab 1443H

Sumber foto: Gleb Garanich/Reuters via aljazeera.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun