Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Rusia Akhirnya Menyerbu Ukraina, How Long it Can Go?

24 Februari 2022   17:50 Diperbarui: 25 Februari 2022   05:15 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Kamis, 24 Februari 2022, sekitar pukul 04.40 CET (10.40 WIB), Rusia akhirnya mengawali serbuan militer udara-darat-laut ke wilayah Ukraina, dari tiga arah: utara (dari arah Belarusia) dari timur laut di wilayah Donbas (Luhansk dan Donetsk), dan tenggara dari arah semenanjung Crimea menuju Odesia.

Berita-berita awal dari medan pertempuran (setelah 6 jam pertempuran berlangsung), menunjukkan perlawanan tentara Ukrania tidak/kurang efektif menahan laju-penetrasi tentara Rusia ke berbagai kota Ukraina. Jumlah korban tewas dan cedera belum diumumkan. Tapi jumlahnya bisa diperkirakan akan mencapai ribuan orang.

Beberapa sumber menyebutkan, sebagian unit tentara Ukrania di beberapa titik pertahanan memilih menyerah dan meletakkan senjata dan meninggalkan lokasinya. Dan itu berarti mereka menjadi tawanan perang.

Pertanyaan kuncinya: akan sejauh apa tentara Rusia akan merangsek masuk ke wilayah Ukrania?

Jawaban awalnya: Vladimir Putin tampaknya membuka opsi paling ekstrem terkait penguasaan atau pendudukan wilayah Ukraina.

Dalam pidatonya, beberapa menit menjelang awal serbuan pada pukul 04.40, Putin mengisyaratkan dirinya siap mengambil kebijakan dengan risiko tertinggi:

Kutipan terjemahan pidato Putin 24 Februari 2022:

"Rusia is one of the greatest nuclear powers in the world", adding: "A few words to those who might be tempted to interfere in the unfolding events from the outside. Anyone who tries to hinder us and...create a threat for our country and our people must know that the response will be immediate and will lead to consequences that you have never faced in your history. We are ready for any scenario. All necessary decisions in this regard have been taken. I hope you hear me."

Kalimat Putin itu menunjukkan ia tidak menggertak. Putin siap mengambil opsi dengan risiko tertinggi (termasuk penggunaan senjata nuklir).

Putin menegaskan, semua pihak yang mencoba mengancam Rusia akan direspon dengan segera dan akan menghadapi konsekuensi yang belum pernah terjadi dalam sejarahmu.

Ancaman itu kemudian ditutup dengan kalimat: "Saya berharap Anda mendengar apa yang saya sampaikan (I hope you hear me)".

Di sisi lain, berbagai ancaman sanksi ekonomi yang sudah-sedang-dan-akan diberlakukan oleh pihak Barat (Amerika dan sekutunya) terhadap Rusia, tampaknya tidak membuat Putin bergeming.

Dan tak seorang pun yang bisa memastikan apakah sikap cuek Putin terhadap ancaman ekonomi Barat itu mengacu pada perhitungan bahwa Rusia bisa menetralisirnya, dan/atau ketidakpedulian Putin itu mengacu pada sekedar nekat.

Kesimpulan awal saya, dengan mengacu pada analisis amatiran: Rusia cq Putin akan merangsek sejauh mungkin ke berbagai kota utama Ukrania, termasuk ibukota Kyiv. Putin akan mendongkel Pemerintahan di Kyiv yang dipimpin President Volodymyr Zelensky, dan menggantikannya dengan presiden/pemerintahan boneka yang pro-Rusia; tujuan akhirnya adalah menjadikan Ukraina menjadi pro-Rusia.

Alasannya: sebab, bagi Putin, begitu serbuan dimulai, toh risikonya akan sama antara menguasai "sebagian" atau "seluruh" kota-kota utama Ukraine. Karena itu, seluruhnya saja.

Terus bagaimana Amerika Serikat dan NATO akan merespon? Betapapun beratnya terhadap ekonomi Rusia, namun sanksi-sanksi ekonomi tidak akan mempan menahan ambisi Putin atau mengubah taktik dan strategi Putin di Ukraina.

Tentu dengan catatan, Ukraina adalah wilayah yang luas, dan mungkin akan sulit bagi Rusia untuk menguasai seluruh wilayah Ukraina sampai ke perbatasan Polandia (di barat); perbatasan Moldova (di selatan Ukraina) dan perbatasan dengan Romania di bagian barat daya Ukraina).

Artinya, ke depan, Ukraina berpotensi mengulang sejarah Jerman pada Perang Dunia Kedua, yang selama periode Parang Dingin, terbagi menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur.

Dengan kata lain, Ukraina akan terbagi menjadi Ukraina Timur (dikontrol oleh Rusia yang berpusat di Kyiv), dan Ukraina Barat (dikontrol oleh pihak Barat, yang akan berpusat di kota Lviv, kota di dekat perbatasan Ukraina-Polandia).

Artinya juga, mungkin akan muncul kosa kata baru dalam geopolitik di Eropa: "Tembok Ukrania" atau "Tembok Kyiv", menggantikan Tembok Berlin yang diruntuhkan tahun 1989.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 24 Februari 2022

Sumber foto: cnn.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun