Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Aksi Penembakan di Kampus Universitas Heidelberg, Jerman

25 Januari 2022   06:19 Diperbarui: 25 Januari 2022   06:21 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu: Senin, 24 Januari 2022, sekitar pukul 12.20 CET (18.20 WIB).

TKP: salah satu aula perkuliahan di kampus Universitas Heidelberg, yang berlokasi di kawasan Neuenheimer Feld, Heidelberg, Jerman bagian barat daya (kota Heidelberg terletak antara Frankfurt dan Stuttgart, berpenduduk sekitar 160.000 jiwa).

Pelaku: pelaku adalah laki, 18 tahun, yang juga adalah mahasiwa jurusan biologi di Universitas Heidelberg. Berdomisili di kawsaan Mannheim. Punya catatan kriminal sebelumnya. Tidak punya izin memiliki senjata api.

Korban penembakan: empat orang

  1. Wanita, 23 tahun, cedera di kepala dan meninggal dunia setelah dua jam dirawat di rumah sakit.
  2. Wanita berusia 19 tahun.
  3. Wanita berusia 21 tahun.
  4. Wanita berusia 20 tahun, warga negara Jerman-Italia.

Kronologi:

Pukul 12.20 CET (18.20 WIB), Polisi menerima laporan awal aksi penembakan di kampus Universitas Heidelberg.

Pukul 12.30 CET, polisi tiba di TKP. Kepolisian kemudian mengerahkan sekitar 400-an personil. Polisi sempat mengimbau warga untuk tidak mendekat ke TKP. Kampus Heidelberg ditutup untuk sementara untuk melancarkan penyelidikan. Di TKP, Polisi menemukan satu rangsel milik pelaku, yang berisi amunisi. Polisi Jerman mengatakan, motif pelaku belum diketahui. Senjata yang digunakan bukan senjata berizin, dan kemungkinan dibawa dari luar Jerman.

Pelaku membawa dua senjata api laras panjang (long barreled firearm), memasuki aula yang sedang ada perkuliahan di Fakultas Kedokteran yang dihadiri sekitar 30 mahasiwa-mahasiwi. Kemudian pelaku mulai menembak secara serampangan. Setelah melakukan aksinya, pelaku sempat meninggalkan gedung, lalu bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri.

Pada pukul 12.51 CET, Polisi menemukan jenazah pelaku.

Foto rangsel warna coklet muda, yang berisi amunisi, milik pelaku penembakan di kampus Universitas Heidelberg pada 24 Januari 2022 (Foto: Michael Probst/AP).

Sebelum melakukan aksinya, pelaku sempat mengirim pesan melalui Whatsapp kepada bapaknya yang mengatakan, "Now people must be punished (saatnya orang-orang itu harus dihukum)". Dan mengungkapkan keinginannya untuk dikubur di laut.

Catatan:

Pertama, latar belakang para pelaku dalam beberapa aksi penembakan sebelumnya di Jerman umumnya dilakukan oleh aktivis yang memiliki paham ideologis yang pincang, baik ekstrem kanan dan/atau kelompok radikal keagamaan yang biasa disederhanakan dengan sebutan jihadis.

Kedua, usia pelaku yang masih sangat muda, berusia 18 tahun, menunjukkan bahwa pelaku masih kuliah di semester satu atau semester dua. Karena pelaku sudah tewas, akan relatif sulit memastikan motif pelaku. Ada kemungkinan akan muncul dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa.

Ketiga, Universitas Heidelberg baru memulai perkuliahan tatap muka (in person) sejak Oktober 2021, setelah beberapa bulan lockdown. Setiap orang yang ingin masuk ke kampus dan ruang kuliah wajib menunjukkan bukti sudah divaksin dan hasil test negatif covid-19.

Keempat, berdasarkan database aksi kekerasan di Jerman, sebelumnya sudah terjadi beberapa insiden penembakan yaitu:

Pada 2002, di sebuah sekolah di kota Erfurt, seorang mantan siswa yang dikeluarkan dari sekolah, berusia 19 tahun, membunuh 16 orang termasuk 12 guru dan 2 siswa. Pelaku juga bunuh diri setelah melakukan aksinya.

Pada Nopember 2006, di sebuah sekolah kejuruan di Lower Saxony, bagian Barat Daya Jerman, seorang mantan murid membuang tembakan yang melukai 37 orang, dan pelaku kemudian bunuh diri.

Pada 2009, di Winnenden, juga terletak wilayah Baden-Wuerttemberg, serorang bekas siswa membunuh 9 siswa, 3 guru dan 3 pelintas jalan. Pelaku juga kemudian bunuh diri.

Pada 2016, di sebuah shopping center di Munich, seorang bersenjata bernama David Ali Sonboly  menembak mati 9 (sembilan) orang.

Pada Februari 2020, di sebuah Shisha Bar, Hanau, terjadi penembakan yang menewaskan 10 orang, dan setelah itu pelaku langsung bunuh diri. Kepolisian Jerman mengungkapkan, pelaku adalah warga Jerman pengikut kelompok ekstrem kanan.

Kelima, kekerasan yang berujung pada menghilangkan nyawa orang lain, siapapun pelakunya dan apapun ideologinya, adalah tindakan yang biadab.

Keenam, berbagai kasus penembakan selama 20 tahun terakhir di Jerman (2002 hingga 2022), yang menewaskan puluhan orang, menunjukkan bahwa aksi kekerasan (cq penembakan) tidak bisa ditafsirkan semata karena alasan ideologis, apalagi sekedar alasan ekonomi. Sebab aksi nekad membuang tembakan ke arah kerumunan orang secara serampangan, dengan tujuan membunuh lalu pelakunya bunuh diri setelah beraksi, merupakan persoalan sosial-psikologis yang kompleks.

Sumber: artikel ini diolah dari berbagai sumber.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 24 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun