Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Afghanistan dalam Sorotan Mata Dunia (3)

18 Agustus 2021   07:08 Diperbarui: 20 Agustus 2021   23:55 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.aljazeera.com/news/2021/8/16

Pada 08 Juli 2021, delegasi Taliban dipimpin Mullah Abdul Ghani Baradar berkunjung ke Moskow dan bertemu dengan special envoy Rusia untuk Afghanistan. Dalam pertemuan itu, Taliban menegaskan tidak akan menjadi ancaman bagi Rusia.

Selanjutnya, pada 28 Juli 2021, delegasi Taliban bertemu Menlu China Wang Yi. Dan Menlu China menegaskan, Taliban adalah "a pivotal military and political force (kekuatan militer dan kelompok politik yang berpengaruh", yang memberikan jaminan bahwa Taliban tidak akan menjadikan wilayah Afganistan sebagai basis untuk menyerang China.

Jangan heran, menyikapi perkembangan di Kabul pada 15 Agustus 2021, Moskow dan Beijing meresponnya dengan pernyataan ringan bahkan santai: tidak ada alasan untuk panik.

Yang terkesan panik dan kaget justru negara-negara Uni Eropa, termasuk dua negara Eropa yang menjadi anggota tetap Dewan Keamanan (Inggris, Perancis). Sebab Uni Eropa sejak awal memang tidak/kurang dilibatkan dalam perundingan-perundingan rahasia dan terbuka antara Taliban dengan Amerika Serikait, Rusia dan China.

Lantas banyak juga pemberitaan dan analisis yang menyebutkan, penaklukan Taliban terhadap seluruh wilayah Afghanistan adalah peristiwa yang sangat cepat. Menurut saya, tidak juga.

Dalam berbagai tahapan perundingan di Doha, Taliban ngotot dengan tiga tuntutan: cabut label teroris dari Taliban; tidak ada kompromi dengan pemerintahan boneka di Kabul; dan penarikan pasukan asing (termasuk pasukan Amerika) harus berlangsung paling lambat 01 Mei 2021 (sesuai kesepatan antara Taliban dan Amerika di era Donald Trump).

Ketika Presiden Amerika Joe Biden pada 13 April 2021 menyatakan bahwa jadwal penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan diundur ke 31 Agsustus 2021, Taliban langsung menolak keras.

Karena itu, wacana bahwa Taliban akan kembali sebenarnya sudah mulai sejak akhir Mei 2021. Dan benar saja, Taliban mulai bergerak sejak awal Juni 2021, dengan menyerang dan menguasai wilayah/kota-kota kecil. Sebagian kota dan wilayah dikuasai oleh Taliban tanpa perlawanan dari pemerintah lokal dan pasukan Pemerintah Afghanistan (ANDSF = Afghanistan National Defense and Security Forces).

Namun, situasinya memang masih jauh dari stabil, dan masih sangat dinamis. Tapi satu hal yang pasti, seluruh elemen kejadian di Kabul pada 15 Agustus 2021, tidak mungkin berlangsung tanpa diawali deal-deal rahasia. Dan ke depan, pola ini diperkirakan masih akan berlanjut.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 18 Agustus 2021/ 10 Muhaaram 1443H

Sumber: www.aljazeera.com/news/2021/8/16

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun