Allahu Akbar: bersujud menihilkan diri pada titik nadir, sembari mengakui dan meyakini adanya Zat yang Maha Besar dan menentukan segalanya.
Allahu Akbar: menghambakan diri hanya kepada-Nya. Bahwa di hadapan-Nya, tak ada yang setara dengan-Nya. Semua kecil bahkan tak bernilai.
Allahu Akbar: merenungkan dan menyelami bahwa segala nikmat, yang diraih dari makhluk lain, terjadi semata karena perkenan-Nya.
Allahu Akbar: menyadari bahwa segala takdir dan nasib adalah manifestasi dan/atau semata karena ke-Maha Besaran-Nya.
Allahu Akbar: mengakui bahwa setiap hamba tak berhak untuk angkuh atau menyombongkan setiap keunggulan lahir-batinnya.
Allahu Akbar: menegasikan nilai diri, ras dan kelompok. Sebagai makhluk, derajat semua orang dan benda setara di hadapan-Nya,
Allahu Akbar: jika Allah Maha Pengampun, maka sesungguhnya tidak akan pernah ada kesalahan antar sesama manusia yang tidak terampunkan.
Allahu Akbar: bahwa tak ada tujuan yang lebih mulia selain meraih ridha-Nya. Dan ridha-Nya akan menjinakkan semua jenis kebencian makhluk.
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 13 Mei 2021/ 01 Syawwal 1442H
--------------------
(Catatan: maaf memaafkan adalah soal hati dan pikiran, yang tidak harus ditandai dengan berjabatan tangan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H